ekonomi

Biden Minta Indonesia Stop Batu Bara dengan Jaminan Diberi Rp 300 Triliun

Rabu, 16 November 2022 | 05:35 WIB

METRO SULTENG-Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, pihaknya dan negara-negara maju tergabung dalam G7 berkomitmen untuk mendanai hingga US$ 20 miliar atau sekitar Rp 311 triliun (asumsi kurs Rp 15.564 per US$) untuk mempercepat pelaksanaan transisi energi di Indonesia.

Baca Juga: Honda Perbaruhi Skuter Forza 125 dan 350, Lebih Canggih dan Nyaman Untuk Tur Jarak Jauh

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022), Biden mengatakan, komitmen US$ 20 miliar ini dalam rangka mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan mendukung percepatan transisi energi melalui penghentian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

Baca Juga: Wagub Sulawesi Tengah Lepas Kontingen POMNAS dan PORWANAS, Pesannya Jaga Nama Baik Daerah

"Kami dengan Indonesia dan Jepang bersama-sama menciptakan Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE). Bersama kita memobilisasi US$ 20 miliar dalam pengembangan EBT dan mendukung transisi energi untuk menjauhi batu bara. US$ 20 miliar ambisi institusi keuangan untuk transisi energi yang bisa dirasakan dampaknya untuk dunia," tuturnya saat KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022) seperti dilansir CNBC Indonesia

Baca Juga: PT IMIP Buka Lowongan 200 Tenaga Kerja Bagian Operator Forklift, Gaji Rp 10 Juta, Cek Syarat dan Linknya Ini.

Biden mengatakan, ini juga bisa digunakan untuk mendorong proyek berbasis energi terbarukan seperti mendukung pengembangan kendaraan listrik dan teknologi.

"Ini juga bisa menciptakan lapangan kerja dan bisa berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim global," ucapnya.

Baca Juga: Peluncuran Seri Vivo X90 Dipercepat 22 November 2022, Intip Memang Speknya Ini

Dalam kesempatan ini, Biden juga mengungkapkan bahwa G7 secara resmi meluncurkan pendanaan global untuk infrastruktur dengan mobilisasi pendanaan hingga US$ 600 miliar untuk lima tahun ke depan.

"Ini untuk pembangunan berkualitas, infrastruktur berkelanjutan, dan investasi rendah karbon untuk negara-negara berpenghasilan menengah (negara berkembang)," tuturnya.***

 

Tags

Terkini