ekonomi

Daerah Rawa sekitar PT GNI Berubah Jadi Bangunan Padat, Pertumbuhan Ekonomi Dilingkar Tambang Melaju

Minggu, 30 Oktober 2022 | 23:37 WIB
Pasar Desa Bunta dipadati masyarakat seiring dengan perkembangan atas kehadiran industri nikel di Morowali Utara (Foto : Rudy)

METRO SULTENG - Kehadiran investor raksasa industri ferronickel PT Gunbaster Nickel Industry (GNI) merubah secara drastis kehidupan sosial masyarakat yang bermukim dilingkar industri tambang, seperti Desa Bunta, Tompira dan Desa Bungintmbe Kecamatan Petasia Timur Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Di Desa Bunta misalnya, desa yang berdekatan langsung dengan smelter PT GNI ini, dulunya adalah wilayah rawa yang ditumbuhi hutan belukar dan rumpun pohon sagu atau rumbia, dan sebagai tempat mengais rejeki para pencari ikan tawar, seperti ikan gabus dan ikan jenis rawa lainnya.

Tokoh masyarakat Desa Bunta yang nota benenya mantan pejabat teras Pemda Morowali, Drs. Julius Pode, MM mengatakan saat hari jadi Desa Bunta yang ke 100 beberapa bulan lalu, ia pernah memaparkan bahwa dahulu Desa Bunta ini ibarat sebuah wilayah desa yang tidak pernah dilirik orang untuk berinvestasi karena selain berawa dan bernyamuk, rawa besarnya terdapat berbagai jenis ikan tawar, bahkan diduga kuat juga huni buaya.

"Desa ini dahulunya tempat pengasingan di zaman kolonialisasi. Jadi, kalau pembangkang Belanda diasingkan di desa ini karena selain miliki rawa yang luas juga bernyamuk. Namun masyarakat Desa Bunta secara turun temurun tidak menyerah dengan kerasnya alam yang berawa, mereka gigih mempertahan hidup dengan cara mengolah sagu, mencari ikan bahkan penduduk asli Desa Bunta sudah banyak yang menyandang sarjana dan bekerja di PT GNI. Karena mereka sadar bahwa dengan ilmu, Desa Bunta bisa berubah seperti saat ini,” ujar mantan Kaban Kesbangpol Kabupaten Morowali ini.

Buktinya, areal yang dulunya rawa kini berubah menjadi bangunan padat bahkan diprediksi sudah ratusan kamar kost terbangun dan dihuni para pekerja PT GNI maupun perusahaan tambang lainnya.

Sehingga pertumbuhan ekonomi di desa tersebut sangat signifikan karena hadirnya PT GNI yang memberi multi efek kehidupan ekonomi masyarakat setempat," tutur Julius Pode yang tidak lain merupakan mantan Camat Mori Atas di era  Pemerintahan Bupati Pertama Morowali ketika baru mekar dari Kabupaten Poso, sebelum adanya Kabupaten Morowali Utara, yakni almarhum Drs. H. Tato Masituju.

Sisi kiri dan kanan jalan Trans Sulawesi Desa Bunta dipadati bangunan kost
Selain keterangan dari tokoh yang dikenal getol membangun itu, seorang warga pendatang juga mengakui, jika enam tahun lalu, ia membeli tanah di pinggir jalan Nasional Desa Bunta, 90 persen kondisi berawa.

"Dulu sebelum hadirnya PT GNI, tanah ini kami beli dengan harga Rp 90 juta dengan luas 1 hektar. Di tahun 2022 ini ada yang menawar hingga Rp 1 Miliar, namun kami tidak menjualnya. Tanah berawa ini kami kembangkan dan timbun untuk dibangun kost maupun perumahan, bahkan rencananya akan kami bangun penginapan," ungkap pemilik lahan rawa seluas 1 hektar ini yang tak ingin dipublikasikan namanya, Minggu (30/10/2022).

Kini Desa Bunta hampir tak ada lagi lahan yang kosong, dari sisi kiri dan kanan jalan Trans Sulawesi telah di padati bangunan. Jika malam hari, desa tersebut terlihat terang benderang dihiasi lampu-lampu pelaku usaha, seperti lapak usaha sembako, salon, rumah makan dan spa yang membuat desa ini dulunya sepi kini menjadi ramai karena hadirnya investor smelter PT GNI. ***

Tags

Terkini