ekonomi

Warga Eks Transmigrasi Bimorjaya Morut Merasa Dianaktirikan, Puluhan Tahun Jalan Dibiarkan Rusak

Rabu, 22 Juni 2022 | 12:32 WIB
Kondisi jalan ke Desa Bimorjaya.(Foto:Ist)

Metrosulteng.com, Morowali Utara-Masyarakat Desa Bimorjaya, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang berpenduduk 220 kepala keluarga atau 900 jiwa, adalah eks Transmigrasi tahun 1993.

Sudah 29 tahun usia Desa Bimor Jaya sampai hari ini tahun 2022, belum menikmati jalanan yang layak dilalui kendaraan.

"Satu hal yang menjadi keluhan masyarakat desa Bimorjaya saat ini, yaitu rusaknya akses jalan daerah poros yang menghubungkan Desa Bimorjaya ke Desa Mohoni.  Bahkan, jalan yang rusak parah itu, berakibat sering terjadi kecelakaan baik kendaraan roda dua maupun roda empat," tutur Jernias tokoh masyarakat Desa Bimorjaya, Rabu (22/6).

Menurutnya dampak rusaknya akses jalan poros tersebut, waktu itu tahun 2016 maraknya kendaraan pengolah kayu, dengan muatan berat menyebabkan struktur jalan berangsur rusak seperti kondisi saat ini.

Lanjut dia, masyarakat Bimor Jaya sangat menyesal, pasalnya semenjak mereka ditempatkan pemerintah sebagai desa Transmigrasi tahun 1993 sampai saat ini jalan poros ini belum pernah tersentuh bantuan perbaikan jalan dari pihak manapun.

Hal senada dipaparkan tokoh masyarakat , I Putu Panji Rama Nugraha jika keluhan masyarakat Desa Bimor Jaya saat ini karena akses jalan poros semakin parah.

Ungkap mantan kades itu, sejak masa pemerintahan saya (Kades-Red) kami bersama element masyarakat sudah sering menginformasikan kepada Pemda Kabupaten Morowali Utara, baik eksekutif maupun legislatif terkait akses jalan yang menghubungkan Desa Bimor Jaya dan Desa Mohoni untuk ditindaklanjuti, namun sayangnya tidak ada respon.

Putu Panji mengatakan, padahal setiap pemilihan kepala daerah Bupati dan Wakil Bupati maupun legislatif mereka biasa datang melalui jalan ini, untuk mencari dukungan. Lalu muncul pertanyaan, namun apakah karena dukungan masyarakat salah satu calon kepala daerah kurang signifikan ( maksimal) termasuk anggota DPRD, sehingga akses jalan desa Bimorjaya jadi korban politik, tidak diperhatikan dan disentuh bantuan.

Padahal, kata dia, jalan adalah salah satu urat nadi yang sangat menentukan majunya pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan.

"Hambatan masyarakat saat ini, kendaraan yang mengangkut buah sawit ke pabrik sering terhambat dan tertahan berjam- jam lamanya, untuk bisa meloloskan buah sawit tersebut, namun akibat kondisi jalan, terpaksa muatan sawit di turunkan sebagian sehingga mobil bisa lolos," bebernya.

"Jika kondisi jalan normar jarak tempuh 9 kilometer dari Desa Bimorjaya ke Desa Mohoni hanya 15 menit, karena kondisi jalan rusak, waktu tempuh menjadi 30 menit. Sekarang saja untuk memasarkan hasil panen sawit ke pabrik, kendaraan pengangkut buah sawit sering mengalami hambatan dan kesulitan melewati jalan tersebut, karena jalan berlubang seperti kubangan kerbau, bahkan sering mobil tertanam sampai berjam - jam lamanya," tutur Putu Panji.

Untuk jelasnya kondisi jalan yang rusak berat dari arah desa Mohoni persis dititik 50 meter di depan kantor PT Genba, kemudian dari Genba ke desa Bimorjaya di titik kilometer 2 (dua).

"Pihak pemerintah desa setempat, tokoh masyarakat dan lembaga BPD sudah berulang kali menyampaikan kepada Pemda Kabupaten Morowali Utara dan dinas terkait namun belum juga ada tanggapan," pungkasnya.(*)

Laporan: Rudi A Mairi


Tags

Terkini