METRO SULTENG- Investasi di Morowali bak jamur yang bersemi di musim hujan. Belum selesai pembangunan Kawasan Industri PT Baosou Taman Industri Investmen Group (BTIIG) di Topogaro dan Proyek pembangunan smelter PT Vale (Inco) di Sambalagi. Kini muncul PT Kota Marine Shipyard (KMS) yang akan berinvestasi di Desa Lahuafu, Bungku Timur, Morowali.
Baca Juga: Warga Desa Bente Pertanyakan Pelayanan SIM dan Pajak Kendaraan Saat Jumat Curhat Polres Morowali
PT Kota Marine Shipyard berencana akan membangun industri galangan kapal moderen sebagai tempat untuk perbaikan kapal dan produksi kapal dengan fokus utama yaitu perbaikan galangan kapal.
Bupati Morowali Drs H.Taslim sangat mengapresiasi kehadiran investasi tersebut. Kata orang nomor satu di bumi Tapeasa Maroso itu berterimkasih pada KMS, telah memilih Kabupaten Morowali sebagai lokasi strategis untuk mengembangkan industri galangan kapal.
Baca Juga: Banjir Puluhan Mobil dan Motor Baru yang Keren-Keren Diajang GIIAS 2023, Tinggal Pilih Yang Mana!
Menurutnya, industri galangan kapal itu akan banyak memberikan manfaat, seperti mbuka lapangan kerja, bisa menimba ilmu dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.
"Olehnya saya harapkan kepada pihak perusahaan untuk memperioritaskan masyarakat sekitar dalam perekrutan tenaga kerja," ujar Taslim saat menghadiri prasosialisasi rencana pembangunan galangan kapal di Desa Lahuafu, Rabu (2/8) lalu.
Baca Juga: Toyota All New Yaris Cross Terbaru Lebih Menyegarkan, Intip Harganya
Sementara itu, dari pihak perwakilan PT KMS mengungkapkan, nantinya kehadiran galangan kapal di wilayah Kabupaten Morowali akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan pelaku usaha perkapalan.
"Jadi, semua kapal-kapal di Morowali ini bisa menperbaiki kapal mereka tanpa memerlukan estimasi waktu yang lama untuk ke Batam atau ke Kendari," ucap perwakilan PT KMS.
Sisi lain, pihaknya juga berkomitmen untuk berkolaborasi dengan masyarakat sekitar dan memprioritaskan tenaga kerja lokal, selain itu perusahaan juga berjanji akan mengedepankan aspek lingkungan dalam proses pembangunan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem lokal.
"Ruang investasi usaha nantinya terbuka, seperti masyarakat bangun kos-kosan, pemberdayaan usaha lokal dan tenaga lokal," pungkasnya.***