ekonomi

Ini Dia Peluang Bisnis di Morowali Yang Untungnya Miliaran Rupiah Sebulan, Tertarik? Boleh Dijajaki Saat Ini

Jumat, 21 Juli 2023 | 19:05 WIB
Uang dollar

METRO SULTENG-Kabupaten Morowali di Sulawesi Tengah, saat ini menjadi tanah yang menjanjikan, tempat berburu rupiah. Bahkan, orang-orang dari nan jauh dinegeri tirai bambu Cina rela hijrah merantau di Morowali demi Yuan. Mereka bukan hanya bekerja sebagai buruh tambang nikel di perusahaan nikel, tapi ada yang jadi pengusaha mengelola ribuan hektare tambang nikel.

Ya, nikel saat ini menjadi komoditas ditanah Morowali yang ibaratnya seperti gula, jadi rebutan menggali pundi-pundi rupiah. Pasalnya sekali nambang ratusan ton ore nikel bisa untung sampai miliaran rupiah. Siapa yang tak tergiur, itu bagi yang punya perusahaan tambang.

Baca Juga: Makodim Luwu Timur Mulai Dibangun, Danrem 141 TP Peletakan Batu Pertama

Nah, bagi kamu yang ingin cepat kaya dan jadi pengusaha nikel di Morowali, berikut kiat-kiat yang dibagikan Metro Sulteng yang dikutip dari beragam sumber.

Seperti dikatakan Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli mendorong pelaku usaha untuk menanamkan investasi di sektor pengolahan nikel.

"Perhapi tentu menyambut positif atas antusias pelaku usaha yang bersedia menanamkan investasi ke sektor Pertambangan, khususnya pengolahan mineral nikel, sebab investasi di sektor ini, selain beresiko tinggi, juga membutuhkan modal yang sangat besar,” ujar Rizal mengutip Kontan.

Baca Juga: Tim Komisi Keamanan Bendungan Kementerian PUPR: Sistem Keamanan Bendungan PT Vale Patut Menjadi Contoh

Menurut Rizal, investasi di sektor pertambangan mineral bisa memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan regional. Selain itu, hal ini diyakini Rizal juga bisa memberikan multiplier effect bagi masyarakat dan pemangku kepentingan terkait.

Meski begitu, Rizal menilai bahwa pemerintah dan pelaku usaha juga perlu mencermati beberapa hal mengenai nikel Indonesia. Pertama, Perhapi menilai bahwa eksplorasi cadangan nikel saprolite serta juga pembatasan pabrik nikel berbahan baku saprolite menjadi perlu dilakukan jika kelangsungan operasi pabrik nikel eksistinh yang berbahan baku saprolite ingin dijaga.

Baca Juga: Lenovo ThinkPad P14s Gen 4, ThinkPad P16s Gen 2 dan Workstation ThinkPad P16v mendapatkan Ryzen Edition

Berdasarkan catatan Perhapi, saat ini telah ada lebih dari 30 perusahaan pabrik pengolahan nikel yang beroperasi di Indonesia. Sebagian besar dari pabrik tersebut merupakan pabrik pengolahan nikel dengan teknologi pirometalurgi atau peleburan yang bahan bakunya berupa nikel tipe saprolite berkadar nikel tinggi.

Di sisi lain, cadangan nikel tipe saprolite di Indonesia hanya bisa memasok kebutuhan bahan baku seluruh pabrik tak lebih dari 10 tahun berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Oleh karenanya, investasi pabrik pengolahan berbahan baku nikel saprolite jika tidak dibatasi dan diawasi dengan baik, menurut Rizal, bisa menyebabkan terjadinya fenomena bubble industry, yaitu industri yang terus membesar namun bisa ‘meletus’ sewaktu-waktu.

Baca Juga: Toyota Bersiap Memproduksi SUV Elektrik Tiga Baris dengan Merk Lexus Milik Sendiri

“Jika eksplorasi lanjutan untuk menemukan cadangan nikel saprolite tidak dilakukan, serta pembatasan pabrik nikel berbahan baku saprolite tidak diterapkan oleh Pemerintah, maka bisa dipastikan, pabrik-pabrik nikel tersebut akan berhenti beroperasi karena ketiadaan bahan baku,” tutur Rizal.

Halaman:

Tags

Terkini