ekonomi

Pabrik Kelapa Bulat Dibangun Morowali Oleh Investor Cina Nilai Investasi Rp1,6 T, Rosan Roeslani Sebut Harga Kelapa Bisa Lebih Meningkat

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:43 WIB
Kelapa bulat

METRO SULTENG-Kelapa dalam atau kelapa bulat selama ini menjadi komuditas andalan sektor pertanian di Indonesia. Salah satu penghasil terbesar kepala bulat ada diwilayah Sulawesi.

Belakangan ini permintaan kepala bulat di pasar Cina meningkat tajam yang membuat harga kelapa ikut naik tajam, sehingga petani ikut merasakan peningkatan pendapatan.

Menyikapi hal itu, Pemerintah Indonesia telah mendorong investor Cina membangun pabrik pengelolaan kepala dalam.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan kelapa asal Indonesia selama banyak diekspor ke China. "Oleh sebab itu, kita terbang dan meyakinkan mereka untuk membuka pabriknya di sini," tutur Rosan.

Baca Juga: Bupati Vera Laruni Serahkan Bantuan Wirausaha dan ATENSI

Rosan Roeslani menambahkan, pembangunan pabrik hilirisasi perkebunan kelapa oleh investor China akan rampung pada pertengahan 2026 mendatang.

Pabrik dengan total nilai investasi sebesar US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun tersebut berlokasi Morowali, Sulawesi Tengah. Pabrik itu diklaim akan mengolah sebanyak 500 juta butir kelapa setiap tahun.

"Insyallah pertengahan 2026, ini [seluruh] pabriknya akan selesai di Morowali, dan itu akan menyerap 500 juta butir kelapa setiap tahunnya," ujar Rosan dalam rapat bersama Komisi XII DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (2/12) seperti dikutip dari Bloomberg.

Rosan juga mengatakan, fase pertama pembangunan proyek tersebut dipastikan akan rampung akhir tahun ini. Pembangunan dilakukan sebanyak tiga fase, dengan estimasi penyerapan tenaga kerja hingga 10 ribu orang.

Baca Juga: RI Berpeluang Jadi Produsen Udang Tangguh dan Disegani, Antara Lain Benahi Tiga Soal

Investasi tersebut berasal dari gabungan antara perusahaan China bernama Zhejiang FreeNow Food Co.Ltd, perusahaan produsen turunan kelapa terbesar China bersama sebuah konsorsium perusahaan Indonesia dan China.

Dengan pembangunan pabrik pengelolaan kelapa ini akan membuat harga kelapanya juga makin meningkat, karena mereka tidak lagi perlu memperhitungkan biaya logistik pengiriman kelapa dari Indonesia ke China. Kita juga akan mulai di beberapa daerah lainnya.

Apalagi, kata dia, hilirisasi saat ini menjadi bagian penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 8%, yang saat ini telah memiliki porsi hingga 30% dari total nilai investasi yang masuk ke Tanah Air.

Berdasarkan data BKPM, hingga Januari- September 2025, total nilai investasi hilirisasi mencapai sebesar Rp431,4 triliun, mengalami kenaikan 58,1% secara tahunan. Tetapi, investasi masih menyasar ke sektor mineral.

Baca Juga: Resmi Dilantik, Fathur Sebut Pimpin KONI Sulteng Bukan untuk Alat Politik, Bertekad Rebut Emas Sebanyak-banyak

Halaman:

Tags

Terkini