ekonomi

Archipelagic State Beriklim Tropis, Modal Dasar Menjadi Perodusen Udang Terbesar, Peta Jalan Terukur Menjadi Kunci

Kamis, 20 November 2025 | 06:17 WIB
Proses panen udang Vaname. Foto insert: Dr. Hasanuddin Atjo..

Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo

Archipelagic state (Negara Kepulauan) beriklim tropis, adalah modal dasar Indonesia bersaing menjadi produsen utama udang dunia, mengisi kebutuhan pasar global yang terus meningkat.

Memiliki 7 gugus pulau besar dengan panjang garis pantai 96.000 km, terpanjang kedua dan beriklim tropis, memberi kesempatan industri ini bisa dikerjakan sepanjang tahun, yang tidak dimiliki Negara subtropis.

Pendekatan industri berbasis pulau besar dipandang miliki nilai lebih, antara lain target produksi bisa diatur, penyakit lebih mudah dikendalikan serta ongkos logistik yang jadi soal selama ini dapat ditekan.

Baca Juga: Bisnis Udang RI Makin Pelik, Bisa Produksi Tapi Sulit Jual, Pembenahan Mesti Totalitas

Selain itu berdasar informasi bahwa cita rasa udang yang diproduksi di Negara tropis lebih disukai konsumen. Ini menambah kekuatan untuk motivasi mendorong bisnis ini berkembang.

Keunggulan yang disebutkan menjadi peluang, kekuatan membangun industri udang nasional yang tangguh dan berdaya saing. Mendukung program swasembada serta pertumbuhan ekonomi.

Saatnya peta jalan (roadmap) industri udang berbasis pulau besar dibuat. Agar arah dan investasi lebih terukur serta tepat sasaran, berkolerasi positif dengan harapan.

Tidak terjebak pada korelasi yang negatif antara investasi dan manfaat yang selama ini menjadi ciri pengembangan industri udang dalam negeri.

Investasi mencetak tambak, pabrik input produksi serta prosesing meningkat. Namun kinerja produksi dan ekspor menurun akibat penyakit dan penolakan produk oleh buyer.

Baca Juga: Pasca Terpapar Radioatif dan Antibiotik, Tantangan Industri Udang Perlu Dibenahi Secara Holistik dan Totalitas

Pada sisi lain, pendapatan perkapita Indonesia Emas tahun 2045 sebesar $US 23.000 - 30.300, tersisa 20 tahun lagi, memberi pesan investasi mesti berkorelasi positif terhadap kinerjanya.

Peta jalan idealnya berfokus pada pemetaan dan rencana aksi tiga subsistem yaitu off farm hulu, on farm serta off farm hilir. Ketiganya mesti didesain komprehensif dan simultan, melibatkan pihak profesional.

Pada off farm hulu, rekayasa genetik pada breeding sistem menjadi kunci utama. Setiap pulau nantinya akan memiliki strain induk yang benihnya adaptif dengan agroklimat masing masing., sehingga produksi lebih terjamin.

Pada on farm, menerapkan teknologi budidaya dua step, yaitu nursery dan growout (pembesaran) pada setiap tingkat teknologi. Kepadatan tebar menpertimbangkan kemampuan suplai oksigen dan mutu air.

Halaman:

Tags

Terkini