ekonomi

Percepatan Industrialisasi Udang Parimo Mendesak, Bupati Erwin Gelar Diskusi Bersama Pelaku Usaha

Rabu, 1 Oktober 2025 | 05:33 WIB
Pertemuan Bupati Parigi Moutong dengan pengusaha udang dan jajaran OPD. (Foto: IST).

Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo
(Dewan Pakar Satgas Udang Sulteng)

Selasa, 30 September 2025, bertempat di ruang rapat Bupati Parigi Moutong (Parimo), digelar dialog dengan sejumlah pelaku usaha udang vaname Kabupaten Parimo.

Dialog dipandu Bupati Parimo Erwin Burase, dihadiri Komisi II DPRD Parimo Ni Wayan Leli Pariani, perangkat daerah dan sejumlah pelaku usaha udang di Parimo.

Bupati Erwin berkeinginan agar Parimo bisa menjadi salah satu penghasil udang terbesar di Sulteng, dan mendorong agar kabupatennya menjadi pusat industrislisasi udang kawasan Teluk Tomini.

Baca Juga: Catatan Dr. Atjo Pada Raker SCI dan Seminar Daya Saing Industri Udang di Jakarta 24 - 25 September 2025: Semua Mesti Peduli

Harapan ini sangat beralasan, karena panjang garis pantai Teluk Tomini mencapai 1.350 km dan Parimo 472 km. Bila menggunakan data panjang garis pantai dikaitkan dengan produksi, maka kabupaten ini wajar bercita-cita menjadi pusat industrialisasi udang di kawasan Teluk Tomini.

Ekuador merupakan negara tropis dengan garis pantai hanya sepanjang 2.237 km, tetapi negara ini mampu memanfaatkan potensi sumberdaya yang terbatas untuk menjadi penghasil udang vaname terbesar dunia.

Pertemuan Bupati Parigi Moutong (Parimo) dengan pengusaha udang pada Selasa 30 September 2025. Pertemuan sekaligus diskusi itu dihadiri anggota DPRD Parimo dan jajaran OPD terkait. (Foto: IST).
Tahun 2024 produksi udang Ekuador mencapai 1,2 juta ton. Sementara itu produksi udang Indonesia pada tahun yang sama hanya sekitar 400 ribu ton dengan garis pantai hampir 100 ribu km.

Baca Juga: Apakah Bisnis Udang Masih Prospek Ditengah Hantaman Penyakit dan Anjloknya Harga?

Selanjutnya dari Kabupaten Parimo prodiksi udangnya tidak lebih 10 ribu ton, yang sudah tentu bisa ditingkatkan secara signifikan.

Bupati Erwin ingin mendorong hilirisasi komoditi, melanjutkan rencana lama pengembangan kawasan industri Komoditi Marantale yang memiliki potensi areal sekitar 6.000 ha. Kawasan ini akan dikoneksikan dengan KEK Palu yang jaraknya sekitar 22 km, dan selanjutnya komoditi di ekspor melalui pelabuhan laut Pantoloan.

Bila rencana ini bisa terealisasi, maka banyak manfaat yang diperoleh termasuk dana bagi hasil (DBH) ekspor untuk daerah, yang selama ini kurang dirasakan karena tidak tercatat sebagai komoditi yang berasal dari Kabupaten Parimo.

Baca Juga: Bupati Tojo Una-Una Panen Udang di Tampabatu, Wujudkan Desa Mandiri dan Produktif

Keinginan Bupati Erwin gayung bersambut dengan pemikiran sejumlah pelaku usaha seperti Karman Karim, Efendy dan Abdur Rifai, yang juga ketua harian Satgas Udang Sulteng, program Berani tangkap banyak Gubernur Anwar Hafid.

Terungkap dalam dialog bahwa ongkos memproduksi udang di Sulteng temasuk di Parimo
lebih mahal, karena hampir semua input produksi (benur, pakan, peralatan dan obat-obatan) harus didatangkan dari Makasaar dan Surabaya.

Halaman:

Tags

Terkini