METROSULTENG – PT BintangDelapan Mineral (BDM) menargetkan reklamasi lahan pascatambang seluas 1.337 hektare di wilayah konsesinya, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Program penghijauan ini dilakukan sebagai bentuk pemulihan ekosistem pascaaktivitas pertambangan dan pemenuhan kewajiban perusahaan sesuai regulasi.
Kepala Divisi Environmental, Social and Government Relations (ESG) PT BDM, Forsen, menjelaskan, reklamasi dilakukan melalui dua skema, yakni reklamasi lahan tambang di dalam izin usaha pertambangan (IUP) dan rehabilitasi lahan kritis pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kehutanan.
“Reklamasi kami lakukan seiring dengan rencana penambangan. Sekitar enam bulan setelah aktivitas tambang dihentikan, proses reklamasi dimulai. Hingga 2025, total luasan lahan yang telah direklamasi mencapai sekitar 1.337 hektare,” ujar Forsen, Selasa (26/8/2025).
Revegetasi Capai 950 Hektare
Forsen memaparkan, realisasi revegetasi atau penanaman kembali lahan pascatambang oleh tim ESG PT BDM telah mencapai 950 hektare hingga akhir 2025. Angka ini, kata dia, sudah melampaui target minimal keseimbangan bukaan lahan dan revegetasi yang ditetapkan Kementerian ESDM.
Baca Juga: IHSG Anjlok 29 Agustus Hampir 2 Persen Buntut Aksi Unjuk Rasa Yang Menewaskan Ojol Jadi Pemicu
Jenis tanaman yang ditanam beragam, mulai dari tanaman pionir seperti sengon hingga spesies lokal seperti kayu lara, bintangor, jambu-jambu, bete-bete, dan damar. Dalam setiap hektare, rata-rata ditanam 625 bibit pohon.
Libatkan Warga Lokal
Selain reklamasi di area tambang, PT BDM juga melaksanakan rehabilitasi DAS di beberapa titik lahan kritis di luar area operasional, termasuk di Desa Hanga Hanga, Kabupaten Banggai (140 ha), Desa Bomba, Kabupaten Poso (405 ha), serta tiga desa di Morowali Utara: Ensa, Kolaka, dan Gililana, dengan total luasan sekitar 2.174 hektare.
“Kami melibatkan warga lokal, termasuk dalam pemilihan jenis tanaman. Ada yang meminta penanaman durian, kemiri, dan alpukat selain tanaman utama seperti pinus,” jelas Forsen.
Pembibitan tanaman dilakukan tiga bulan sebelum proses reklamasi dimulai, dengan area nursery seluas 1 hektare di Blok 8 PT BDM. Aktivitas revegetasi ini juga membuka peluang kerja bagi warga sekitar sebagai tenaga harian kontraktor dengan pendanaan yang dialokasikan perusahaan.
Survival Rate Capai 80 Persen
Forsen menyebut tingkat survival rate tanaman mencapai 75–80 persen. Untuk menjaga kualitas tanah, tim ESG menerapkan sejumlah inovasi, di antaranya penggunaan alkosof untuk mempertahankan kelembapan tanah pada musim kemarau dan mulsa organik berbahan rumput gajah besar (Pennisetum purpureum) guna memperkaya unsur hara.
“Selain itu, kami memanfaatkan pupuk kandang pada penanaman cover crop, tanaman pionir, dan tanaman primer,” tambahnya.
PT BDM menegaskan, seluruh progres reklamasi dilaporkan secara berkala sesuai ketentuan kepada pemerintah, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan ESDM. Di usianya yang ke-19, perusahaan menegaskan komitmennya menjaga keberlanjutan lingkungan di sekitar kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). (*)