ekonomi

Pembangunan Bendung Bifurkasi, Selamatkan Ribuan Hektar Sawah di Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai

Minggu, 15 Juni 2025 | 19:54 WIB
Bendung bifurkasi yang dibangun Dinas Cikasda Sulteng di Kabupaten Banggai. (Foto: IST).

METRO SULTENG - Setelah kurang lebih 210 hari kalender, tepatnya sejak pertengahan Februari 2025, Dinas Cipta Karya, Sumber Daya Air, dan Penataan Ruang (Cikasda) Sulawesi Tengah (Sulteng) selaku pengguna jasa, bersama PT Nurman Abadi sebagai penyedia jasa konstruksi, akhirnya berhasil menyelesaikan proyek pembangunan bendung bifurkasi di Kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai.

Kepala Bidang Sungai Pantai Danau dan Air Baku Cikasda Sulteng, Ir. Djaenudin, ST, SE, MM mengatakan, pembangunan bendung bifurkasi tersebut dapat mendukung pengembangan pertanian dengan memastikan pasokan air yang cukup untuk irigasi lahan pertanian. 

Baca Juga: Bupati Banggai Gandeng JOB Pertamina- MEDCO E&P Tomori Gelar Pelatihan Berbasis Kompetensi Untuk Bursa Kerja Anak Daerah

"Secara umum, bendung bifurkasi adalah infrastruktur yang penting untuk pengelolaan sumber daya air, pengendalian banjir, dan pembangunan berkelanjutan," jelasnya.

Disamping itu, bendung bifurkasi bisa berfungsi untuk pengairan persawahan petani, karena sangat dibutuhkan untuk mengairi lahan persawahan kurang lebih seluas 4.450 hektar di Daerah Irigasi (DI) Moilong dan DI Toili.

Bandung ini juga berfungsi untuk mengendalikan banjir yang kerap terjadi di Kecamatan Moilong dan Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai.

Baca Juga: Utusan Khusus Presiden RI Zita Anjani Kunker ke Kabupaten Banggai

Menurutnya, dalam masa pemeliharaan ini, kondisi bendung tersebut tidak boleh dibiarkan rusak dan masih menjadi tanggung jawab penyedia jasa untuk memeliharanya.

Karena jika tidak dipelihara, maka akan sangat berpengaruh pada program pemerintah pusat dan daerah di sektor pertanian/pangan, dan perekonomian di Kecamatan Moilong dan Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai.

Meski pembangunan bifurkasi telah selesai dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan, namun ia menyayangkan proyek yang menelan anggaran puluhan miliar itu, masih saja dipermasalahkan. Bahkan, terkesan dicarikan kesalahan oleh sekelompok orang demi tujuan pribadi-pribadi tertentu.

Baca Juga: Sindue Tombusabora Takluk, Sindue Jadi Juara Baru GSI Kabupaten Donggala 2025

"Kami tidak pernah alergi dengan kritikan. Apapun itu, selagi untuk kebaikan demi kemajuan dan pembangunan daerah terutama bermanfaat bagi masyarakat setempat" terangnya.

Ketika ditanya soal penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), Djaenudin mengungkapkan, pihaknya telah menerapkan sesuai dengan prosedur dalam pelaksanaan konstruksi.

Keselamatan pekerja dalam menjalankan tugasnya telah dilengkapi dengan APD dan mengedepankan keselamatan. Ini terbukti sampai akhir pekerjaan tidak ada pekerja yang mengalami kecelakaan dalam bekerja.

Baca Juga: Jalan Poros ke Arah Ganda-ganda Tertutup Longsor, Anggota DPRD Morut Sayangkan Ketidakpedulian Perusahaan Tambang Bantu Warga

Halaman:

Tags

Terkini