METRO SULTENG-Sejarah Seiko, dan juga sejarah Grand Seiko, terkait erat dengan distrik Ginza di Tokyo. Di sanalah, pada tahun 1881, Kintaro Hattori mendirikan sebuah bisnis bernama K Hattori & Co, yang mengimpor jam tangan Barat ke Jepang.
Bertahun-tahun kemudian, bisnis ini mulai memproduksi jam tangannya sendiri dan bahkan menjadi jam tangan pertama di Jepang.
Kini, bisnis Kintaro Hattori dikenal sebagai Seiko, nama yang pertama kali muncul pada tahun 1924, dan Grand Seiko memberi penghormatan kepada distrik Ginza tempat Seiko masih berkantor pusat hingga kini di kota terpadat di dunia tersebut.
Edisi khusus pertama Grand Seiko untuk tahun 2024 cukup menarik. Casingnya cukup standar untuk Grand Seiko, terbuat dari baja antikarat berukuran 40mm x 12,9mm dengan tali jam baja antikarat dan tahan air hingga 100m.
Kombinasi dari penyikatan dan pemolesan membuat jam tangan ini menonjol dari yang lain, dan tidak diragukan lagi akan menarik bagi orang-orang yang mencari kombinasi unik antara gaya berpakaian dan gaya sporty yang hanya bisa Anda dapatkan dari jam tangan seperti ini, beberapa varian Datejust dan Omega Seamaster Aqua Terra.
Salah satu bagian Aqua Terra yang paling menarik adalah dial 'Teak Concept'-nya, yang cukup unik di industri ini. Dial pada Grand Seiko baru bahkan lebih dari itu. Pertama-tama, warnanya ungu, yang sangat tidak biasa untuk jam tangan.
Di balik pelat jam dan di bawah kristal safirnya sendiri terdapat gerakan hi-beat 9S85 yang berputar sendiri, yang memiliki cadangan daya 55 jam dan laju ketukan 5 Hz, membuatnya lebih akurat daripada kebanyakan jam tangan mekanis di pasaran.
Grand Seiko mengatakan bahwa keakuratannya hingga -3/+5 detik per hari, melampaui persyaratan sertifikat kronometer COSC.
Ada enam pengecer Grand Seiko, termasuk butik utama Grand Seiko di seluruh dunia. 530 contoh model khusus ini akan dibuat dengan harga Rp91 juta.***