ekonomi

Hilirisasi Nikel Sulteng Dinilai Bermanfaat Namun Sisakan Tantangan, PR Bagi Pemerintah Baru

Senin, 15 Juli 2024 | 06:27 WIB
Dr. Hasanuddin Atjo. (Foto: Ist).

Pada tahun 2023, PDRB Sulteng berdadarkan  ADBH (atas dasar harga berlaku) sebesar Rp 345, 42 triliun. Morowali merupakan kabupaten dengan PDRB yang tertinggi yaitu sebesar Rp 158, 05 triliun (berkontribusi 45,76 persen). Disusul berturut-turut oleh Banggai Rp 38,05 triliun  (11,02 persen),  Palu Rp 30,79 triliun (8,01 persen), dan Morut sebesar Rp 26, 43 triliun (7,65 persen).

Morawali dan Morowali Utara ditopang sektor penggalian tambang dan sektor industri pengolahan. Sementara itu Kabupaten Banggai ditopang oleh sektor energi dan gas . Dan selanjutnya Kota Palu dominan didorong oleh sektor jasa dan perdagangan.

Selanjutnya kabupaten berada di klasemen menengah adalah Parigi Moutong Rp 21,65 triliun (6 ,27 persen), Donggala Rp 15,06 triliun (4,36 persen), Poso sebesar Rp 11,71 triliun (3,39 persen),  Sigi Rp11,37 triliun (3,29 persen), Tolitoli Rp10,37 triliun (3,00 persen).

Baca Juga: Bincang Santai Dengan Gubernur Rusdy Mastura, Bahas Daya Saing Komoditi Pangan hingga IKN

Kabupaten klasemen bawah  meliputi  Buol Rp 7,18 triliun (2,08 persen), Tojo Una- Una Rp 6,81 triliun (1,97 persen), Banggai Kepulauan Rp 4,93 triliun (1,43 persen),  Banggai laut sebesar Rp 3,02 triliun (0,87 persen).

Sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada Agustus 2022 merupakan sektor yang mempekerjakan sekitar 43,47 persen angkatan kerja usia 16 tahun ke atas setara 689.616 orang dari total angkatan kerja 1.586.320 orang.

Sementara itu kontribusi dari sektor ini terhadap PDRB berdasarkan lapangan usaha cenderung menurun dari tahun ke tahun. Secara berturut-turut dari 2019 - 2023 kontribusinya sebesar 23,20; 21, 78; 18 80; 15,82 dan 15,77 persen.

Selanjutnya Pertambangan dan Penggalian kontribusi terhadap PDRB  berturut turut sebesar 13,78; 10,36; 12,25; 20,54 dan 11,48 persen. Kontribusi dari  Industri Pengolahan (dominan mineral nikel) sebesar 17,30; 23,68; 19,62; 29,90 dan 25,53 persen. Kedua sektor inilah menggeser kontribusi sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang sebelumnya telah berkontribusi hampir 50 persen.

Daya saing SDM, daya saing produk pangan lokal serta degradasi lingkungan juga merupakan catatan penting yang harus menjadi perhatian pemerintah baru. Pasar kerja dan suplai kebutuhan pangan terindikasi dominan disuplai dari luar Sulawesi Tengah.

udang Baca Juga: Paradigma Baru Peningkatan Produksi Udang Berdaya Saing Global

Terakhir bahwa sejumlah data (dominan dari BPS Sulteng) dan informasi yang  dikemukakan kiranya bisa menjadi salah satu sumber referensi  bagi para kandidat dalam menyusun visi dan misi untuk Pilkada 2024.

Diharapkan pemimpin terpilih bisa menganut filosofi "Kereta Kuda" menyusun perencanaan dan implementasinya bahwa provinsi ditarik oleh kabupaten dan kota, lebih lanjut ditarik oleh kecamatan. Harapannya agar terjadi pertumbuhan yang inklusive yaitu merata berdasar potensi sumberdaya dimiliki, mengurai disparitas antar kabupate/kota dan antar sektor. SEMOGA. (*)

Halaman:

Tags

Terkini