Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo
Empat pelabuhan di kawasan Teluk Palu diperkirakan bakal lebih padat dan ramai, ketika ibukota negara berpindah dari Jakarta ke Kabupaten Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Tiga dari empat pelabuhan laut tersebut telah selesai direhab yaitu Donggala, Pantoloan dan Wani, karena rusak dihantam gempa dan tsunami tanggal 28 September tahun 2018. Dan telah diresmikan oleh Presiden Jokowi tangal 24 Maret 2024.
Sementara itu satu pelabuhan penyeberangan terletak di Taipa Kota Palu, tidak mengalami kerusakan yang berarti pada saat peristiwa gempa dan tsunami tersebut. Dan diharap bisa meningkatkan fungsinya dalam penyeberangan.
Baca Juga: Perlu Roadmap untuk Menjadi Penyangga IKN
Perpindahan ibukota negara diperkirakan juga berimbas terhadap sejumlah pelabuhan laut di ALKI II lainnya, seperti di Tolitoli dan Buol. Ini dinilai akan memberi manfaat serta diharap menekan disparitas antarkabupaten yang tergolong masih tinggi di Sulteng.
IKN akan resmi berpindah pada tahun 2024. Ditandai oleh dua peristiwa yang bersejarah yaitu peringatan hari kemerdekaan RI ke-79, tanggal 17Agustus 2024 dan pengucapan sumpah Presiden -Wakil Presiden pada tanggal 20 Oktober 2024.
.
Pelabuhan di kawasan Teluk Palu berada di ALKI II (selat Makasar dan laut Sulawesi) akan mampu berperan penting sebagai salah satu pintu keluar ke IKN, biilamana infrastruktur maupun kualitas pelayanan pelabuhan memberi kepuasan bagi pengguna.
Tidak hanya itu, volume barang dan orang yang akan diangkut, harus terjaga dan ditingkatkan secara konsisten. Ini penting untuk menjaga eksitensi ke empat pelabuhan itu supaya berdampak terhadap ekonomi daerah ini yang belum tumbuh merata pada sektor utama.
Tantangan empat pelabuhan itu diperkirakan akan datang dari Pelabuhan di ALKI II lainnya, antara lain Sulawesi Barat dan Gorontalo yang saat ini juga terus melakukan pembenahan agar daya saingnya terbangun.
Karena itu Pemerintah Provinsi Sulteng bersama kabupaten dan kota diharapkan mampu memgembangkan infrastruktur, SDM, dan produksi komoditi pangan, mengingat bahwa IKN baru itu didesain berkapasitas tampung 5 juta jiwa manusia, menurut Ridwan Kamil sebagai kuratornya.
Komoditi pangan, antara lain hortikultura, tanaman pangan, perikanan serta peternakan menjadi produk utama yang akan diseberangkan ke IKN. Tidak hanya itu, kebutuhan tenaga kerja terampil berbagai sektor menjadi peluang yang sangat terbuka.
Baca Juga: Begitu Besar Kepentingan Sulteng terhadap IKN
Sektor pariwisata berpeluang dikembangkan lebih serius. Mengingat waktu tempuh dari IKN ke sejumlah pelabuhan di ALKI II dengan kapal Ro - Ro (Roll on - Roll of) berkecepatan tinggi bisa dutempuh 6 - 8 jam saja.
Dengan mobil pribadi masing masing, masyarakat IKN yang ingin berlibur ke sejumlah distinasi wisata di Sulawesi, dapat melakukannya dengan biaya yang lebih murah. Dan ini juga harus dipersiapkan.
Kebijakan "berani" yang dibuat oleh Presiden Jokowi terhadap pindahnya ibukota membawa konsekuensi bagi sejumlah daerah yang sebelumnya jadi penyangga. Seperti daerah di pulau Jawa, Sumatera dengan pintu keluar utama Bakauheni Provinsi Lampung.