Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah bahwa tahun 2023 produksi udang provinsi ini sekitar 23 ribu ton, yang didominasi jenis udang Vaname. Sementara itu luas areal budidaya lebih dari 10 ribu ha. Yang terdiri dari tambak tradisional sebesar 9.868 ha, serta tambak intensif dan semi intensif 670 ha.
Baca Juga: Integrasi Bisnis Memperkuat Daya Saing Industri Udang Ekuador, Sebaiknya Dicontoh!
Atjo menambahkan bahwa produktivitas tambak udang tradisional di daerah ini hanya sekitar 300 kg per ha/tahun, dan umumnya dilakukan secara polikultur dengan bandeng. Sedangkan produksi tambak semi intensif dan intensif antara 20.000 kg hingga 40.000 kg per ha/tahun.
"Artinya produksi udang dari Sulawesi Tengah sekitar 80 persen disumbangkan oleh teknologi semi dan intensif. Selebihnya berasal dari tambak teknologi tradisional yang luas arealnya sekitar 93 persen," sebutnya.
Untuk kawasan budidayanya berada pada empat cluster, yaitu di Selat Makassar, Laut Sulawesi, Teluk Tomini dan Teluk Tolo, dengan garis pantai sepanjang 6.653 km atau hampir tiga kali panjang garis pantai Ekuador.
"Sementara luas tambak Ekuador sekitar 350 ribu ha, dan umumnya menerapkan teknologi tradisional dengan cara multisteps," ujar Atjo yang juga Ketua Shirmp Club Indonesia (SCI) Sulawesi.
Dengan melihat rasio garis pantai dan luas areal yang dimiliki, maka beban lingkungan pesisir di Sulawesi Tengah dikarenakan aktivitas budidaya lebih ringan dibandingkan dengan Ekuador. Dan ini diyakini Atjo, bisa menjadi keunggulan daerah ini.
Apalagi Kabupaten Parigi Moutong yang sumber airnya berasal dari Teluk Tomini, merupakan salah satu daerah penghasil udang terbesar di Sulawesi Tengah. Sejumlah investor telah mekakukan investasi tambak intensif di kabupaten itu. Sebagian lagi dalam waktu dekat akan masuk.
Baca Juga: UDANG 2 JUTA TON : Sebaiknya Prioritaskan Perbaikan Genetik, Sistem Budidaya dan Hilirisasi
Luas areal tambak di Kabupaten Parigi Moutong yang pada tahun 2014 menjadi lokasi pelaksanaan Sail Tomini, menurut data Dinas Perikanan Parigi Moutong (2019) sekitar 6.686 ha. Dari luasan itu, komposisinya 142 ha teknologi semi intensif dan intensif, selebihnya tambak tradisional.
"Produksi udang dari kabupaten ini pada tahun 2023 mendekati 7.000 ton dan 80 persen dari kontribusi tambak intensif," paparnya mengenai data produksi udang di Kabupaten Parigi Moutong.
Setelah menerapkan sistem multisteps yaitu melalui proses nursery atau penggelondongan di kolam tembok selama 12-15 hari, selanjutnya di transfer ke kolam pembesaran pertama juga dari tembok selama 30 hari, dan kemudian di transfer lagi ke kolam pembesaran kedua kontruksi tanah selama 60 hari.
Baca Juga: REDESAIN INDUSTRIALISASI UDANG
"Dari penebaran benur 1 juta ekor dengan sistem multisteps, produksinya meningkat empat kali menjadi 20 ton/kolam konstruksi tanah 2 ha/siklus. Cara seperti ini yang menjadi regulasi Pemerintah Ekuador dalam memberdayakan tambak tradisionalnya," papar Atjo.