METRO SULTENG-Zona kutub bumi selalu memikat para penjelajah dan petualang, menawarkan pemandangan indah dimana es dan udara menyatu dalam orkestrasi udara dingin yang memukau.
Cahayanya bersinar dengan warna biru sedingin es, warna unik yang terbentuk dari interaksi elemen kutub.
Tontonan berwarna ini tidak hanya menginspirasi seniman dan ilmuwan, tetapi juga jenama jam tangan mewah Bell & Ross yang menghadirkan seri BR terbaru, BR-X5 Ice Blue.
Baca Juga: Refleksi Akhir Tahun, DKM IMIP Gelar Tabligh Akbar dan Doa Bersama
Yang merayakan warna biru menakjubkan dengan dial jam biru es, sebuah penghormatan terhadap keindahan zona beku bumi.
Bruno Belamich, Direktur Kreatif dan salah satu pendiri Bell & Ross, mengambil inspirasi ini lebih jauh lagi dengan BR-05 Skeleton Arctic Blue.
Arloji baru ini memperkenalkan warna biru yang lebih lembut, dirancang untuk membangkitkan warna lanskap glasial Arktik yang tajam namun lembut.
Baca Juga: Intip Konsep Jam Tangan Panerai : LAB-ID Anyar, Submersible Elux LAB-ID PAM01800, Tembus Rp1 Miliar
Warna yang halus dan lembut ini merupakan cerminan kesempurnaan dari dunia yang serba beku , menampilkan penampilan yang tenang dan keindahan murni dalam sebuah jam tangan yang menggemakan atmosfer Arktik yang luas dan tenteram.
BR-05 Skeleton Arctic Blue yang berukuran 40 mm ini adalah perhiasan yang memadukan desain inovatif dengan keindahan artistik.
Dial jamnya, yang digambarkan sebagai mahakarya kecanggihan dan orisinalitas, langsung menjadi pusat perhatian.
Seperti yang dikatakan Bruno Belamich, pencipta jam tangan tersebut, lapisan akhir Arktik menciptakan ilusi yang menawan: “Realisme es yang retak memberikan ilusi terbang di atas danau yang membeku.”
Dial jam dibuat dengan cermat untuk mencerminkan visi ini, dengan kaca dial berwarna biru sebagai kanvasnya.
Baca Juga: Jam Tangan Pintar G-Shock MTG-B1000-1A Memiliki Tampilan Yang Keren, Bisa Terhubung ke Ponsel
Desain rumit ini menggabungkan pengukiran laser dan pencetakan bantalan untuk mereproduksi tekstur, dengan garis-garis tidak beraturan yang terukir pada kaca yang meniru retakan yang ditemukan di lanskap beku.