Ariati, Perempuan Suku Bunggu yang Menata Masa Depan Bersama Astra Agro Lestari

photo author
- Jumat, 6 Desember 2024 | 19:02 WIB
Ariati, salah seorang karyawan administrasi PT Pasangkayu dari Suku Bunggu di Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat. (Foto: Ist).
Ariati, salah seorang karyawan administrasi PT Pasangkayu dari Suku Bunggu di Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat. (Foto: Ist).

METRO SULTENG - Tekad dan harapan perempuan muda satu ini cukup sederhana. Tidak muluk-muluk. Seperti prinsip setiap anak manusia pada umumnya.

"Saya ingin maju, seperti orang-orang lain juga,” kata perempuan bernama Ariati ini beberapa hari lalu (2/12/2023).

Ariati merupakan salah satu tenaga kerja administrasi yang bertugas di bagian keuangan PT Pasangkayu, perusahaan perkebunan kelapa sawit anak usaha Astra Agro Lestari.

Perempuan asli Suku Bunggu di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, ini mengaku sangat beruntung karena lolos ujian seleksi dan kini menjadi pekerja di PT Pasangkayu.

Baca Juga: Dukung Suku Bunggu, Anak Usaha Astra Agro Kembangkan Budidaya Lele di Pasangkayu

Perusahaan ini beroperasi dekat dengan tempat tinggalnya di Dusun Bambane, Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Keberuntungan itu sangat ia syukuri. Apalagi, Ariati tidak menepis anggapan yang banyak beredar bahwa Suku Bunggu tergolong masyarakat tertinggal.

Sebagian warga masih banyak warganya memilih tinggal di hutan-hutan. Akses keluar masuk sangat terbatas dan secara sosial mereka sulit berinteraksi dengan masyarakat modern.

Tingkat pendidikan pun rendah. Tak sedikit yang belum memahami pentingnya pendidikan. Seandainyapun ingin sekolah, mereka terbentur dengan biaya dan ketiadaan infrastruktur yang dapat mendukung proses belajar mengajar.

Baca Juga: Desa Peleru, Astra Agro Lestari, Dulu dan Sekarang

Rati, begitu keturunan Suku Bunggu ini biasa dipanggil, sudah menyadari pentingnya pendidikan. Kedua orang tuanya juga tak keberatan mengalokasikan dana untuk sekolah.

Ia sempat mengenyam pendidikan. Bahkan sempat satu tahun di jenjang perguruan tinggi.

“Waktu itu saya kuliah di kampus bidang keagamaan,” katanya mengenang masa-masa tinggal di Palopo, Sulawesi Selatan, tempatnya mengejar gelar sarjana.

Namun sayang, cita-cita itu belum tercapai karena kuliahnya terputus ketika bapaknya sakit. Tak disangka, sang bapak meninggal dunia yang memaksa Rati balik ke kampung halaman.

Baca Juga: Grup Astra Agro Beri Beasiswa Berprestasi untuk Anak Desa Lariang Sulbar

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X