Desa Peleru, Astra Agro Lestari, Dulu dan Sekarang

photo author
- Kamis, 5 Desember 2024 | 11:35 WIB
Ketua BPD Peleru Muhammad Zakir (kiri) saat bersama warga Desa Peleru, Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah. (Foto: Ist).
Ketua BPD Peleru Muhammad Zakir (kiri) saat bersama warga Desa Peleru, Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah. (Foto: Ist).

METRO SULTENG – Penghujung tahun 2024 sudah di depan mata. Menjelang akhir tahun, Desa Peleru di Kabupaten Morowali Utara yang bersebelahan dengan PT Rimbunan Alam Sentosa (PT RAS) nampak lengang dan sepi. Kondisi ini persis seperti anak usaha Grup Astra Agro Lestari itu menjejakkan kaki pertama kali 18 tahun silam.

Perbedaan yang mencolok adalah jalan rayanya kini telah beraspal dan rata. Berbeda dengan kondisi masa lalu. Sekarang, kendaraan bermotor sudah bisa lalu lalang.

Sebelum PT RAS hadir, warga biasanya menggunakan gerobak sapi sebagai alat transportasi untuk pulang pergi menuju pusat ekonomi.

Baca Juga: Dukung Suku Bunggu, Anak Usaha Astra Agro Kembangkan Budidaya Lele di Pasangkayu

Demikian penuturan Muhammad Zakir yang juga Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Peleru. Fungsi Ketua BPD di desa mirip seperti Ketua DPRD di tingkat kota atau kabupaten yang memegang kuasa di parlemen.

Zakir, begitu dia disapa, adalah putra desa yang lahir dan menetap di Peleru sejak 1977. Tubuhnya gempal dengan kulit yang legam terbakar sengat mentari di ladang. Ketika melepas baju dinasnya sebagai Ketua BPD, Zakir adalah petani coklat dan peternak sapi.

Kedua jenis kerja itu yang mampu menghidupinya bersama keluarga. Ia tidak memiliki kaitan sama sekali dengan perkebunan kelapa sawit, walaupun desanya dikelilingi kebun milik beberapa perusahaan. Zakir melirik coklat dan sapi sebagai komoditas yang menjanjikan.

Baca Juga: Desa Era Baru Merasa Merdeka, Setelah Perkebunan Sawit Anak Usaha Astra Agro Ada

Kendati demikian, dia tetap bersyukur. Sebab desanya bisa ikut merasakan kemerdekaan setelah PT RAS membangun kebun di sana sejak 2007.

“Sebelum ada perusahaan, kalau kami ke pusat ekonomi di Desa Taliwan setidaknya mengeluarkan Rp20.000 untuk sewa rakit pulang pergi melewati sungai. Di masa itu, uang segitu sangat mahal,” ungkapnya.

Kehadiran PT RAS sebagai anak usaha Grup Astra Agro Lestari, ditandai dengan dibangunnya berbagai infrastruktur. Salah satunya adalah jembatan besi dan kayu. Karena untuk mencapai Desa Peleru ada beberapa sungai dan parit yang mesti dilewati.

Perjalanan dari Desa Peleru ke Desa Taliwan yang berada di jalan utama Trans Sulawesi, dulunya memerlukan waktu hingga beberapa jam. Kini bisa dipangkas menjadi 30 menit.

Baca Juga: Grup Astra Agro Beri Beasiswa Berprestasi untuk Anak Desa Lariang Sulbar

Peluang ekonomi warga Desa Peleru untuk berdagang juga menjadi terbuka, menjajakan hasil kebun yang sebelumnya hanya dipakai untuk keluarga sendiri.

Selain itu, akses pendidikan dan kesehatan mulai terbuka lebar karena sekolah menengah pertama, atas, atau kejuruan berada di Desa Taliwan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X