METRO SULTENG-Tren sadar lingkungan dalam industri bersepeda mempunyai pemain yang mengejutkan: Klub Sepeda Bambu. Meskipun sebagian besar merek berfokus pada material berteknologi tinggi, perusahaan ini memanfaatkan keajaiban alam: bambu.
Namun yang membedakan mereka bukan hanya pilihan materialnya—tetapi model bisnisnya.
E-bike DIY adalah pengalaman baru di industri berkembang. Daripada menjual e-bike kepada Anda , Klub Sepeda Bambu menjual pengalaman kepada Anda.
Saat Anda mengunjungi situs web mereka, Anda tidak sekadar menelusuri sepeda yang sudah jadi. Sebaliknya, Anda diberi kunci untuk merancang kendaraan Anda sendiri.
Baca Juga: Sepeda Listrik Konsep Honda e-MTB dengan Rangka Menggemaskan Dipamerkan di Japan Mobility Show 2023
Pilih dari berbagai bentuk rangka, set komponen, dan bahkan tambahkan motor listrik jika Anda mau. Pendekatan DIY ini menghemat uang Anda dan mengurangi biaya pengiriman bagi perusahaan, sehingga saling menguntungkan.
Upaya perusahaan baru-baru ini dalam bidang pengiriman jarak jauh benar-benar patut diperhatikan.
Pengiriman perkotaan secara bertahap mulai memanfaatkan sepeda kargo listrik karena efisiensinya dan sepeda kargo elektronik dari Bamboo Bicycle Club melangkah ke bidang ini dengan tiga keunggulan: keserbagunaan, kemampuan konfigurasi, dan yang terpenting, keberlanjutan.
Baca Juga: Peduli Generasi Masa Depan Morowali, IGP Morowali Sosialisasikan Bahaya Narkoba di 23 Sekolah
Dibuat dari bambu Guadua, rami, dan aluminium daur ulang, sepeda e-cargo meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Jangan biarkan bahan alami membodohi Anda—sepeda ini dapat membawa beban hingga 250 kilogram dan penyerapan getaran alaminya berarti pengendaraan kargo Anda lebih mulus dan aman.
Dikemas secara datar dan mudah dirakit, sepeda e-cargo ini menggarisbawahi komitmen merek terhadap solusi berkelanjutan dan hemat biaya. Dan ini bukan hanya sebuah bisnis; itu sebuah misi.
Baca Juga: PT Vale Umumkan Laba TW III Tahun 2023 Sebesar Rp3,52 Triliun Naik 31 Persen
Perusahaan ini memperluas kearifan bambunya ke Afrika, mengadakan lokakarya di Kenya, Rwanda, dan Ethiopia.
Di sini, penduduk setempat tidak hanya diajari cara mengendarai sepeda; mereka diajari cara membuat kendaraan listrik ini.***