METRO Sulteng - Anggota Satuan Tugas Nasional (Satgas) Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU), KH Marzuki Wahid menyatakan prihatin atas meningkatnya kasus kekerasan anak dalam keluarga.
"GKMNU sangat prihatin dengan kasus-kasus yang terjadi akhir-akhir ini orang tua melakukan kekerasan kepada anaknya dan membunuhnya. Menurut saya, ini adalah tindakan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang tentu saja ini bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam, konstitusi dan hukum yang berlaku, serta norma-norma sosial yang ada," kata Marzuki, dikutib Jumat (15/12/2023).
Ia menilai, kasus kekerasan dipicu oleh faktor ekonomi, pendidikan, kegoncangan mental dan relasi yang tidak adil.
Olehnya, GKMNU akan fokus menciptakan keluarga maslahat dengan relasi seimbang antara laki-laki, perempuan, suami-istri, serta orang tua dan anak, sebagai upaya pencegahan kekerasan.
"Bagi kami, keluarga maslahat adalah keluarga yang memiliki relasi yang adil, relasi setara, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan nilai-nilai sosial. Sehingga dengan relasi yang seperti ini tidak mungkin akan terjadi kekerasan, apalagi sampai pada pembunuhan," jelasnya.
Marzuki menjabarkan, ada enam dimensi utama untuk mewujudkan keluarga maslahat dan harmonis, yakni dimensi maslahat, keluarga, sejahtera, keluarga terdidik, keluarga moderat dan cinta alam.
Selain itu, GKMNU memandang, unit keluarga adalah unit strategis sebagai kunci untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Sehingganya, GKMNU akan berupaya memberdayakan ekonomi keluarga dengan pelatihan dan modal usaha, serta mendorong keluarga sehat dan gaya hidup bersih.
"Kita akan memulai ini pelan-pelan, satu per satu tentu dengan menggunakan struktur yang kita punya di NU. Kita gunakan semua untuk memberdayakan keluarga. Sehingga semua keluarga memiliki relasi yang maslahat, sejahtera, terdidik, moderat dan cinta alam," jelas Direktur Program GKMNU itu.
GKMNU juga akan bekerja sama dengan Komnas Perempuan, KPAI, Kementerian PPPA, NGO (Non Governmental Organization), atau pemerintah daerah untuk memitigasi kasus kekerasan dalam keluarga.
"GKMNU tentu tidak bisa berjalan sendirian, kami akan bekerjasama menangani kasus kekerasan seperti ini agar tak terulang lagi," pungkasnya. ***