Gempa Turki dan Suriah Seperti Kiamat, Dalam 24 Jam 2.300 Orang Tewas Tertimbun Reruntuhan Gedung

- Senin, 6 Februari 2023 | 22:26 WIB
Gempa Kiamat kecil di Turki (Foto: MyFundAction)
Gempa Kiamat kecil di Turki (Foto: MyFundAction)

METRO SULTENG-gempa paling kuat yang melanda Turki dan Suriah dalam hampir seabad menewaskan lebih dari 2.300 orang pada Senin (6/2/2023), memicu penyelamatan panik dan dirasakan hingga Greenland.
gempa dini hari berkekuatan 7,8 SR, diikuti oleh puluhan gempa susulan, menyapu seluruh bagian kota-kota besar Turki di wilayah yang dipenuhi jutaan orang yang melarikan diri dari perang saudara Suriah dan konflik lainnya.

Tim penyelamat menggunakan alat berat dan tangan kosong mereka untuk mengupas puing-puing untuk mencari korban selamat, yang dalam beberapa kasus mereka dapat mendengar memohon bantuan di bawah puing-puing.

Baca Juga: 670 Orang Meninggal Setelah Gempa Dahsyat Di Turki, Suriah 7,4 Magnitudo

"Karena saya tinggal di zona gempa, saya terbiasa terguncang," kata Melisa Salman, seorang reporter di kota Kahramanmaras, Turki dikutip AFP.

"Tapi itu pertama kalinya kami mengalami hal seperti itu," kata pemain berusia 23 tahun itu kepada AFP. "Kami pikir itu adalah kiamat."

Kepala Pusat gempa Nasional Suriah, Raed Ahmed, menyebutnya "gempa bumi terbesar yang tercatat dalam sejarah pusat tersebut".

Sedikitnya 810 orang tewas di bagian Suriah yang dikuasai pemberontak dan dikuasai pemerintah, kata media pemerintah dan sumber medis, sementara pejabat Turki melaporkan 1.498 korban jiwa lainnya.

gempa awal diikuti oleh lebih dari 50 gempa susulan, termasuk gempa berkekuatan 7,5 dan 6, yang mengguncang wilayah tersebut di tengah pekerjaan pencarian dan penyelamatan pada Senin sore.

Baca Juga: Temuan Baru Gagal Ginjal Akut Anak, Kemenkes Sarankan Ortu Jangan Beli Obat Sirup Sendiri, Pakai Resep Dokter

korban selamat yang terkejut di Turki bergegas keluar ke jalan-jalan yang tertutup salju dengan piyama mereka, menyaksikan penyelamat menggali puing-puing rumah yang rusak dengan tangan mereka.

"Tujuh anggota keluarga saya berada di bawah puing-puing," Muhittin Orakci, seorang korban selamat yang tertegun di kota Diyarbakir, Turki yang sebagian besar penduduknya Kurdi, mengatakan kepada AFP.

"Kakak saya dan ketiga anaknya ada di sana. Juga suaminya, ayah mertuanya, dan ibu mertuanya."

Penyelamatan terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju. Para pejabat mengatakan gempa membuat tiga bandara utama di daerah itu tidak dapat beroperasi, sehingga mempersulit pengiriman bantuan vital.

gempa berkekuatan 7,8 skala Richter terakhir di Turki terjadi pada tahun 1939, ketika 33.000 orang meninggal di provinsi Erzincan timur.***

 

Halaman:

Editor: Subandi Arya

Tags

Terkini

X