METRO SULTENG-Pemerintah Kelurahan Bonesompe, Kecamatan Poso Kota Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, bekerja sama dengan "Anak Muda Kreatif Poso"
akan menyelenggarakan Pameran Expo, Budaya, Kesenian, Kuliner Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Bonesompe Fair rencananya akan digelar pada september mendatang, bertajuk “Merajut Rekat Membuang Sekat”.
Baca Juga: Warga Sigi Tewas Ditikam Diacara Pesta Kawin, Kapolres Minta Warga Tahan Diri
Ketua Panitia Zulkifli Ali mengatakan, Event Bonesompe Fair akan di gelar selama seminggu di mulai tanggal 4 hingga 11 September 2022.
Pameran itu diawali dengan lomba Lari pada tanggal 4, dan pembukaan resmi pada Senin tanggal 5 dengan berbagai macam kegiatan lainnya berupa, pameran dan lomba fotografi street menggunakan handpone dengan tema kehidupan masyarakat Bonesompe, dance anak-anak, mewarnai, pergelaran musik, Fashion show papa dan mama, pop singer lagu-lagu kenangan, dan pemilihan Ratu dan Raja Kecamatan.
Baca Juga: Lirik Lagu Ojo Bandingke Yang Viral Usai Dinyanyikan Farel di Istana Negara
“Kegiatan ini, baru pertama kali akan di gelar di Kabupaten Poso,” kata Zulkifli Ali kepada wartawan, Minggu (27/8).
Event ini akan berbicara banyak tentang Bonesompe, terutama keadaan Poso setelah konflik dan nasib kota metropolitan Sulawesi Tengah saat ini. Berbicara tentang Poso, Bonesompe merupakan pusat nadi ekonomi Kota Poso.
Ia berharap, event seperti ini tidak hanya sampai disini tapi akan menjadi kalender atau kegiatan reguler.
Baca Juga: Drama Korea Big Mouth Meledak, Raih Rating Tinggi, Ini Sinopsis Singkat
"Kita buktikan bahwa Poso itu aman, sehingga para investor mau berinvestasi disini, pertokoan kosong akan kembali terisi, mereka yang sempat meninggalkan Poso akibat konflik bisa kembali lagi menempati tanahnya sehingga geliat ekonomi tumbuh pesat,” tandasnya.
Dalam catatat Metro Sulteng, Bonesompe sebuah kelurahan yang berada dimuara sungai Poso. Warga setempat menyebut berada dimulut kuala. Sebelum konflik Poso pecah tahun 1999, Bonesompe merupakan pusat ekonomi dan perdagangan di Kota Poso dengan berdirinya toko-toko dan gudang barang.
Baca Juga: Giliran Pengacara Brigadir J Dilaporkan ke Polisi Tersangkut Kasus Ini
Namun sejak konflik Poso meletus tahun 1999, banyak toko-toko yang ditinggalkan pemiliknya hingga kini terbengkalai dan tak terurus, bahkan kompleks pertokoan Bonesompe itu pernah menjadi lokasi pengungsian. Hingga kini Bonesompe ibarat kota mati. Upacaya pemerintah untuk mengembalikan kejayaan Bonesompe terus dilakukan. Salahsatunya lewat Bonesompe Fair.***