METRO SULTENG-Berlokasi di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Tengah, berdiri sebuah perusahaan tambang Nikel yang telah beroperasi selama 54 tahun atau berdiri sejak 1968. Pemegang kotrak karya diatas lahan cokelat kemerahan yang membentang seluas 70.566 hektare.
PT Vale merupakan perusahaan tambang Nikel terbesar di Indonesia. Selain di Blok Sorowako, PT Vale merupakan pemegang hak konsesi Kontrak Karya di Blok Bahodopi, yang lokasinya di Sulawesi Tengah, yakni seluas 22.699 hektar dan di Sulawesi Tenggara Blok Pomalaa seluas 24.752 hektar.
Perjalanan melihat aktivitas menambang Nikel PT Vale Blok Sorowako dilakukan Metro Sulteng bersama sejumlah wartawan dari Jakarta, Makasaar dan Kendari, Selasa (2/8). Perjalanan dari Bandara Sultan Hasanudin Makasaar dilanjutkan perjalanan menggunakan pesawat ATR milik PT Vale selama kurang lebih 50 menit ke bandara Sorowako yang dibangun oleh PT Vale yang sejak sebulan lalu diserahkan ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Bandara kecil ini berada di dalam kawasan pertambangan PT Vale. Saat kami turun bandara, lalu berkeliling melihat keadaan didalam komplek Vale ini, tampak seperti kota sendiri dengan suasana yang cukup rindang dengan pepohonan yang tumbuh berjajar disetiap pinggir jalan.
Fasilitas didalam komplek perumahan karyawan Vale ini menyerupai kota kecil yang sejuk dan nyaman, fasilitas didalamnya cukup lengkap, mulai dari perumahan, penginapan, sekolah dari Paud hingga SMA, rumah ibadah, masjid, gereja, gedung pertemuan, kawasan berolahraga hingga kawasan wisata ditepi Danau Matano yang airnya jernih nyaris tak tercemar sedikitpun limbah tambang. Padadal, danau itu hanya berjarak 30 kilometer dari area menambang.
Suasana didalam kompleks Vale juga sangat bersih, hampir tak pernah menemukan sampah berserakan. Apalagi sampah plastik, semua layanan di komplek ini tak menggunakan plastik. Bahkan kemasan air mineral pun tak dijajakan di kompleks itu, baik dalam kegiatan resmi maupun aktivitas karyawan.
Kepala Komunikasi PT Vale Indonesia Bayu Aji bercerita kalau di Vale ini benar-benar menerapkan standar keamanan yang dimulai dari para karyawan sendiri. Jadi ada kesadaran diri sendiri untuk menerapkan standar keamanan, baik saat bekerja maupun saat diluar termasuk dikawasan perumahan. Proses itu mampu menekan angka kecelakaan didalam lingkungan kerja maupun diluar.
Untuk jumlah perumahaan dikomplek Vale ini, Bayu memperkirakan ada sekitar 300 sampai 400 perumahan dari berbagai tipe yang ditempati karyawan hingga CEO. Rumah-rumah yang ditempati juga memiliki standar keamanan yang tinggi.
Standar keamanan itu juga diterapkan seluruh kendaraan yang melintas didalam kompleks terutama kendaraan operasional
PT Vale, dari kecepatan yang tak boleh diatas 50 km perjam. Dan semua kendaraan dilengkapi kamera pamantau, setiap gerak-gerik driver dipantau sistem keamaman Vale.
Salah satu Driver mobil antar jemput tamu didalam kompleks Vale mengaku, semua gerak gerik sopir dan kendaraan terpantau pusat keamanan lewat kamera cctv yang dipasang dalam mobil mapun dijalan. "Kecepatan tak boleh diatas 50 km perjam, jika sopir menguap atau pandangan ke sama kemari akan ditegur langsung lewat sambungan radio, atau diperintahkan berhenti untuk ganti driver, secara berkala kami juga diperiksa kesehatan termasuk periksa narkoba," jelas salahsatu driver.
Didalam komplek Vale hampir tak pernah melihat kendaraan roda dua sejenis motor yang hilir mudik. Karena memang, kata seorang karyawan, motor tak diperbolehkan masuk komplek Vale, aktivitas lalu lintas penghuni didalam komplek dilayani menggunakan bus khusus Vale.
Bahkan termasuk saat masuk area tambang, karyawan tidak boleh naik motor, semua karyawan dijemput dari rumahnya pakai bus menuju lokasi kerja area tambang. Bahkan termasuk karyawan yang tinggal di Malili yang jaraknnya sekitar 50 kilometer lokasi tambang juga dijemput bus Vale.
Sistem keamanan yang super ketat ini membuat angka kecelakaan kerja maupun diluar kerja karyawan PT Vale hampir tidak pernah terjadi.
Ternyata, sistem yang diterapkan Vale didalam kompleks Vale ini juga terasa dalam kehidupan masyarakat sekitar. Saat metro jalan-jalan diperkampungan warga Desa Sorowako, suasana yang sama juga terasa, lingkungannya yang asri di Desa Sorowako dan masyarakatnya yang ramah, sama persis saat bertemu sejumlah karyawan Vale di area tambang Vale, ramah dan suka menyapa. Ini bertolak belakang dengan pandangan umum masyarakat, dimana karyawan tambang dengan tekanan kerja yang cukup tinggi dapat mempengaruhi temparamen.
Saat berada diperkampungan warga Desa Sorowako, metro dibantu seorang remaja keliling naik motor motor belanja obat di apotek. Kebetulan malam itu, sudah tidak ada jasa ojek yang beroperasi.