METRO SULTENG-Seorang Putri asal Desa Bunta, Kabupaten Morowali Utara, terperanjat saat pulang kampung, melihat dari dekat Desa Leluhurnya yang kini jadi Desa Berseri karena hadirnya industri raksasa Smelter PT Gunbaster Nickel Industry (GNI). Dia adalah Dr. Yenni Flora Tampa'i, M.Pd.
Saat berbincang dengan Metro Sulteng pada perayaan 100 tahun Desa Bunta, Dr. Yenni Flora Tampa'i mengatakan ibunya (almarhumah) yang bernama Helena Gonti adalah Mia Bunta asli.
Baca Juga: Ford Sepakati Kerjasama Nikel dengan PT Vale di Blok Pomalaa, Sultra
Baca Juga: Pengacara Brigadir J Desak Kapolda Metro Juga Harus Dinonaktifkan
"Ibunya sering bercerita pada dirinya, bagaimana kedua orang tua mereka dan ibu saya dimasa lalu tinggal di Desa kecil yang penduduknya sering dilanda wabah malaria," ujar Yenni Flora Tampa'i sembari menatap keatas mengenang kehidupan yang susah di Desa Bunta.
Yenny Flora menyebut, dahulu Desanya penuh genangan air atau wilayah rawa yang tak pernah surut, membuat penduduk Desa Bunta kala itu, harus memilih meninggalkan Desanya untuk mencari bahan makanan.
"Desaku Desa Bunta yang dikeliling rumpun-rumpun pohon sagu, dan banyak ikan tawar dan sayuran khususnya kangkung, untuk menjadi bahan makanan penduduk kala itu
Namun setelah dirinya hadir untuk ikut merayakan 100 tahun Desa Bunta".
Baca Juga: Bupati Delis Ajak Ketua Lingkungan Rembuk Bersama Wujudkan Kebersihan Kota Kolonodale
Baca Juga: Nikita Mirzani Akhirnya Ditangkap Saat Sedang Jalan-Jalan di Senayan City
"Saya terkejut, bangga dan haru, kenapa tidak, perekonomian penduduknya meningkat tajam, dan ternyata Desaku Desa Bunta mengandung kekayaan alam yang sekarang banyak dilirik investor," kata Yenni Flora dengan nada agak haru dibalik senyumnya yang bangga terhadap Desanya Desa Bunta.***