METRO SULTENG-Aksi mogok makan yang dilakukan Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang Kabupaten Sumbawa (Amanat) tengah mengisahkan pedih.
Pasalnya, terdapat 5 orang peserta dalam aksi itu tumbang hingga dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga: Nubia Z50 Diluncurkan: Chip SD8 Gen 2, Kamera Kustom Sony IMX787, Layar AMOLED 144Hz, Ini Harganya
Diketahui, aksi tersebut dilakukan untuk menuntut perusahaan tambang di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat segera ditutup.
Perusahaan itu dinilai telah melanggar Hak Asasi Manusia. Upaya pelaporan ini telah dilakukan ke Dinas Ketenagakerjaan namun tidak mendapat jawaban.
Baca Juga: Amin Rais Merasa Dizolimi Penguasa Karena Partainya Tak Lolos Peserta Pemilu, Begini Respon Hasto
Sehingga, pihak AMANAT mendatangi Komnas HAM dan meminta perusahaan ditutup selama proses investigasi.
Aksi mogok makan yang digelar Selasa (12/12) pagi diikuti 17 dan 5 peserta dilarikan ke rumah sakit.
"Posisi kelima teman-teman dirawat di RS Pena 98. Posisi lagi terima infus, sebentar lagi mungkin dirontgen," kata Erry dilansir, Senin, (19/12/2022).
Erry menjelaskan, berdasarkan diagnosis awal dokter, kelima peserta aksi terkena dehidrasi serta gula darah rendah. Kondisi ini, kata dia, disebabkan kurangnya asupan makan selama berhari-hari.
Baca Juga: Tiktok Open Audition Host Tiktok Livestream di acara HUT Indosiar ke-28, Cek Persyaratannya Ini
"Yang pasti dehidrasi, poinnya itu. Sama gula darah rendah karena nggak ada suplai makanan. Tapi rata-rata udah mau habis satu infus, semoga segera pulih," ujarnya.
"Kita dari Selasa pagi, jadi tidak makan sama sekali sampai hari ini, artinya memasuki hari ke-6," tambah dia.