METRO SULTENG - Untuk kejar progres di lapangan, proyek paket II irigasi Gumbasa yang dikerjakan PT Wijaya Karya (Wika) dan ber-Kso dengan PT Passokorang, diduga mengerjakan pekerjanya lembur di luar waktu normal.
Informasi yang dihimpun media ini, ada yang lembur hingga jam 01.00 dini hari. Jam lembur di jam kritis demikian, sangat dilarang dalam aturan ketenagakerjaan.
"Ada yang lembur sampai jam 1 dini hari. Demi kejar progres. Karena pekerjaan ini kan terlambat,"ujar sumber media ini pekan lalu.
Dalam aturan ketenagakerjaan, setiap pekerja bekerja di waktu normal 8 jam per hari. Jika ada lembur, maka 4 jam saja dalam sehari.
Artinya, jika PT Wijaya Karya selaku perusahaan BUMN mengerjakan karyawan jam masuknya pukul 8.00 pagi, maka jam pulangnya pukul 16.00. Bila ditambah lembur, maka jam pulangnya pukul 20.00 malam.
"Bekerja lembur sampai tengah malam, sangat tidak bagus untuk kesehatan. Lagipula, bekerja tengah malam, juga risiko besar untuk kualitas pekerjaan. Kan jam kritis. Jam orang lagi istirahat,"ujarnya.
Baca Juga: POPDA Tingkat Sulteng di Morowali Berakhir, Irvan Aryanto: Tekankan Evaluasi dan Pembinaan
"Kalau saya disuruh bekerja di jam begitu, saya tidak mau. Kendati dipecat perusahaan, saya tetap tidak mau,"tegas sumber yang tidak mau disebut identitasnya karena takut.
Humas PT Wijaya Karya (Wika) Serdy, yang dikonfirmasi media ini membantah hal itu. Meski progres di lapangan ada keterlambatan, tapi tidak ada pihaknya mempekerjakan di jam begitu.
"Informasi dari masyarakat mana? Tidak ada itu,"sergahnya membantah saat dikonfirmasi Jumat (2/9/2022) di kantornya di Desa Sibowi, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi.
Menurut Serdy, kalaupun ada yang bekerja malam, itu bukan pekerja lembur. Tapi pekerja shift (pergantian waktu). Pihaknya selalu ketat dengan aturan safety di lapangan.
"Jangan-jangan yang bekerja sampai jam 1 malam, bukan pekerja di paket II irigasi Gumbasa. Tapi pekerja di paket proyek lainnya. Kan sekarang juga ada pekerjaan pipa air bersih Pasigala, dan pekerjaan jalan,"kilahnya.
Serdy mengaku tidak alergi dengan kritik media terhadap pihaknya. Justru dikritik semakin bagus. "Yang penting berimbang saja beritanya,"katanya bijak. ***