sosial-budaya

Dilema Morowali Utara: Pertumbuhan Ekonominya Salut, tapi Gas Elpijinya Sulit

Rabu, 19 Juli 2023 | 11:35 WIB
Warga terpaksa gunakan kayu bakar untuk memasak. Ini akibat langkanya gas elpiji 3 kg.

METRO SULTENG - Tak dapat disangkali, status Kabupaten Morowali Utara sebagai salah daerah penghasil ore nikel di Indonesia, pertumbuhan ekonominya sangat menjanjikan.

Baca Juga: Kegiatan Harkanas ke-9 di Kabupaten Parimo Dibidik Jaksa, Kejari Parimo: Pemeriksaannya di Kejati

Tahun 2023 ini, pertumbuhan ekonomi Morowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 36,42 persen (data BPS). Tertinggi kedua di Indonesia setelah Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.

Pada tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi daerah ini masih berada di level satu digit. 

Namun sayang, rakyat kecil di daerah pertumbuhan ekonominya melejit itu, masih meringis dengan keluhan kebutuhan pokok nan mendesak. 

Seperti yang diutarakan Piter Palele dalam Whatshap Group Metrosulteng-MSTV, Rabu (19/7/2023).

Dalam tulisannya, Piter menyatakan miris melihat kondisi langkanya gas elpiji di daerah pertumbuhan ekonominya yang melejit. 

Baca Juga: Peringati HBA ke-63, Kejari Morowali bersama Jajarannya Gelar Kegiatan Penentasan Stunting dan Donor Darah

"Sayangnya daerah yang kabarnya pertumbuhan ekonominya tertinggi kedua se-Indonesia ini, belum merata dinikmati seluruh masyarakat Morowali Utara. Kalau memang ekonominya melejit, kenapa memperoleh gas elpiji saja untuk keperluan dapur masyarakat, susah ditemukan. Itupun kalau ada harganya melangit. Ini sangat kontradiktif yang terjadi di lapangan," ujar Piter. 

Piter menyasalkan kondisi ini. "Saya berharap para petinggi daerah ini menyikapinya. Dan kalau ada yang keberatan dengan postingan saya, silakan datang atau kita jumpa. Karena sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kg adalah fakta nyata di lapangan," tulis Piter.

Baca Juga: Adopsi Cara Pengembangan Ekonomi Dari Banyuwangi, Iswantoro Sulap Lenyek Jadi Desa Penghasil Buah Naga

Bahkan Piter memposting foto sentilan jagung rebus menggunakan kayu sebagai bakarnya. Hal itu akibat sulit memperoleh gas elpiji 3 kg. 

"Mari kita makan jangung rebus ekonomi so hampir baik," tulis salah satu kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini. ***

Tags

Terkini