METROSULTENG – Aliansi Masyarakat Desa Unsongi-Nambo, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, menggelar aksi demonstrasi di kantor PT Resky Utama Jaya (RUJ) pada Rabu (8/10/2025).
Aksi tersebut mendapat dukungan dari Federasi Serikat Pekerja Industri Merdeka (F-SPIM) dan berlangsung selama dua hari, mulai 8 hingga 9 Oktober 2025. Massa aksi menyuarakan tujuh poin tuntutan yang ditujukan kepada perusahaan dan Pemerintah Kabupaten Morowali.
Adapun tujuh poin tuntutan yang disampaikan yakni:
-
Mendesak Pemkab Morowali memeriksa dan memberikan sanksi atas dugaan pelanggaran PT RUJ terkait penimbunan jetty dan debu dari aktivitas crusher.
-
Mendesak Pemkab Morowali memeriksa pengelolaan dana CSR serta royalti Desa Nambo yang dianggap tidak transparan.
-
Menuntut PT RUJ memberikan dana kompensasi atas dampak debu.
-
Menuntut kompensasi atas kerusakan rumah warga Unsongi akibat aktivitas blasting.
-
Meminta perusahaan memberdayakan masyarakat lokal dalam perekrutan tenaga kerja dan pengusaha lokal.
-
Mendesak pembayaran royalti batuan periode April–September 2025.
-
Menuntut pemberian tunjangan skill bagi karyawan.
Massa aksi juga mengancam akan memblokade aktivitas produksi perusahaan apabila tuntutan mereka tidak diindahkan.
Baca Juga: Partai Nasdem Konsisten Membawa Arus Perubahan di HUT Ke 14
Menanggapi hal tersebut, Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Resky Utama Jaya, Tony Hermawan, menyatakan bahwa perusahaan telah memenuhi sebagian besar tuntutan sebelum aksi demonstrasi digelar.
“Apa yang dituntut oleh massa aksi sebenarnya sudah kami laksanakan jauh sebelumnya. Misalnya, tunjangan skill karyawan sudah diberikan, dan kompensasi terhadap rumah warga jika ada yang terdampak blasting pasti kami tangani karena ada ruang pengaduan kami siapkan dilapangan saat blasting berlansung,” ujar Tony usai aksi demonstrasi.