“Berdasarkan fakta-fakta tersebut, saya menyimpulkan fenomena dentuman di Cirebon dan sekitarnya adalah meteor cukup besar yang melintas dari arah barat daya di selatan Jawa, lalu ke wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon sekitar pukul 18.35-18.39 WIB,” jelasnya.
Dengan ukuran sedemikian besar, meteor itu mampu menimbulkan gelombang kejut yang cukup kuat hingga terdengar puluhan kilometer.
Di sisi lain, Thomas menuturkan, kemungkinan besar meteor tersebut tidak sampai menabrak permukaan bumi.
Ia memperkirakan benda langit itu terbakar habis di atmosfer, meski mungkin ada fragmen kecil yang jatuh di wilayah terpencil.
Pernah Terjadi di Bone
Dalam paparannya, Thomas mengungkap fenomena serupa yang pernah mengguncang wilayah Bone, Sulawesi Selatan, pada tahun 2009 silam.
Saat itu, meteor yang jatuh jauh lebih besar yakni diperkirakan berdiameter 10 kilometer dan menimbulkan getaran hingga kaca jendela rumah warga bergetar.
“Kalau kita bandingkan dengan kejadian meteor Bone 2009, yang menimbulkan dentuman keras yang terdengar sampai jarak 10 km dan kaca jendela rumah warga bergetar, meteor Cirebon ukurannya lebih kecil namun cukup menimbulkan gelombang kejut,” ujarnya.
Thomas menilai, perbedaan ukuran itu membuat efeknya tidak terlalu merusak. Namun, tetap menjadi pengingat bahwa peristiwa langit seperti ini bukan hal mustahil terjadi di Indonesia.
Ia memperkirakan, meteor Cirebon berukuran sekitar 3-5 meter dan cukup besar untuk menimbulkan efek akustik dan visual yang menghebohkan.
Fenomena yang Bikin Takjub dan Waspada
Baca Juga: Prediksi Chad vs Mali Kaulifikasi Piala Dunia 2026 Zona Afrika Rabu 8 Oktober 2025 Jam 23.00 WIB
Sebelumnya dilaporkan tidak sedikit warga yang menyaksikan fenomena itu mengaku antara takut sekaligus kagum.