METRO SULTENG -Seorang warga harus berjalan kaki hingga berkilometer jauhnya demi sesuap nasi, hal ini sangat berbeda jauh dengan kehidupan orang-orang berduit apatah lagi oknum anggota DPRD, yang sering tampil di Sosmed pamer kemewahan dan tebar pesona, yang tidak peduli derita rakyat yang sebelumnya memilih dia dengan harapan bisa menyuarakan suara Rakyat di Parlemen.
Rohim bapak dua anak, yang sehari-harinya berpeluh dengan keringat harus bermandikan matahari di jalan, bahkan harus melintasi debu, dengan harapan ada warga yang minta di pijat.
"Kerja sebagai tukang pijat berjalan sejak usia masih muda, dan sudah pernah di Bali maupun Kalimantan kini di Sulawesi Tengah atau di Kabupaten Morowali Utara, dengan harapan bisa dapat rejeki dari warga yang berminat di pijat," ujar Rohim (42 tahun) tukang pijat tradisional asal Lumajang Jawa Timur, saat ditemui di tepi jalan di Desa Bungintimbe, Kecamatan Petasia Timur Morowali Utara, Senin (29/2025).
Bapak dua anak ini, mengaku dibayar sekali pijat Rp 100 ribu "Saya tinggal di Bungku, kalau datang cari rejeki pijat di Morowali Utara, numpang mobil sewa lalu turun di Tompira, kemudian berjalan kaki hingga puluhan kolometer demi sesuap nasi," kata Rohim dengan nada penuh harapan, kepada wartawan media ini.
Baca Juga: Gubernur Anwar Hafid Launching Program Berani Donor Darah di HUT PMI ke-80
Perbincangan yang singkat dengan Metrosulteng.com cukup membawa kesan dari Rohim bapak dua anak ini, lalu melanjutkan perjalanan dengan kaki yang pincang, perlahan hilang dari pandangan mata ditengah hiruk pikuk lalu-lalang kendaraan, semoga bapak Rohim mendapat rejeki pijat setiap harinya untuk menyambung hidup demi sesuap nasi ditanah rantau.***