METROSULTENG — Salah satu orator aksi dari Aliansi Masyarakat Morowali (AMM) menyoroti kondisi Bendera Merah Putih yang berkibar di tiang Kantor DPRD Morowali. Menurutnya, bendera yang terlihat kusam dan robek itu memalukan dan mencederai penghormatan terhadap simbol Negara.
“Ini simbol Negara kita, Merah Putih. Bikin malu, pak… malu!” teriak sang orator melalui pengeras suara saat menggelar aksi di depan Kantor DPRD Morowali, Selasa (2/9/2025).
Orator yang mengatasnamakan perwakilan rakyat Morowali itu menilai, DPRD kurang menghargai simbol negara. Menurutnya, dewan seharusnya tidak hanya fokus mengurus proyek, tetapi juga memprioritaskan hal-hal prinsipil, seperti penghormatan terhadap Bendera Merah Putih dan kesejahteraan rakyat Morowali.
Kondisi bendera merah putih di tiang kantor DPRD Morowali nampak sobek dan kusam (Ist/ Metrosulteng)
“Bagaimana mau atur rakyat, bendera saja tidak bisa diurus. Jangan cuma proyek, pak… jangan cuma proyek!” serunya di hadapan para anggota DPRD yang hadir menemui massa aksi.
Ia juga menyoroti bahwa harga bendera sebenarnya tidak sebanding dengan gaji dan tunjangan yang diterima para anggota DPRD Morowali, karena nilainya relatif kecil, sekitar Rp25 ribu saja.
“Kalau begini bentuk benderanya, siapa yang tidak malu? Di mana mau taruh muka kita? Kerjakan dulu yang kecil, pak. Kalau hal kecil saja tidak bisa, bagaimana mau urus yang besar. Tapi kalau bendera saja begini, semua sibuk diam,” tegasnya.
Orator itu berharap, bendera yang berkibar di tiang Kantor DPRD Morowali segera diganti dengan yang lebih baru dan layak. Ia menyebut, sangat memalukan melihat simbol negara dalam kondisi yang tidak pantas.
Sorotan terhadap kondisi bendera ini menjadi salah satu bagian dari rangkaian tuntutan massa aksi AMM, yang menilai DPRD dan Pemkab Morowali perlu lebih serius dalam menjalankan perannya sebagai wakil rakyat dan menjaga wibawa institusi pemerintah. (*)