Namun, logika warganet sederhana: jika reuni saja sudah pakai syarat ketat, di mana letak kebersamaannya?
Isu ini semakin panas karena hingga kini belum ada klarifikasi resmi dari pihak panitia. Alih-alih ramai karena meriah, reuni SMK 1 Ampana Kota justru trending karena “kontribusi wajib”.
Singkatnya, reuni yang harusnya jadi obat rindu, malah berubah jadi drama kontroversi. Yang tak bayar, jangan harap ikut. Jadi, masih mau nostalgia… atau cukup nostalgia lewat Facebook saja?
Permintaan kontribusi pun menimbulkan pertanyaan besar: apakah semangat kebersamaan sudah kalah karena uang? Atau justru panitia gagal meyakinkan bahwa acara ini murni untuk silaturahmi, bukan sekadar ajang seremonial berbiaya tinggi?
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari panitia reuni akbar SMK 1 Ampana Kota. ***