Kemudian direspon oleh beberapa orang (Kristen) dengan reaksi yg keras dan melencenga dari substansi persoalan sehingga mesuk ke ranah akidah (Agama) yg seakan bahwa permintaan agar tidak melakukan kegiatan dero massal tersebut sebagai penolakan terhadap Adat Pamona, bahkan ada yg membangun narasi seakan pihak Islam membenci pihak Kristen.,
Pertanyaannya adalah :
Pertama : Apakah setiap menyampaikan sesuatu harus di lakukan dengan kalimat-kalimat mengancam dengan kalimat kekerasan..?
Kedua : Apakah permintaan agar acara Dero Massal ditiadakan pada acara tersebut sama artinya dengan Penolakan Adat Pamona..?
Ketiga: Apakah permintaan untuk tidak mengadakan Dero Massal dapat diartikan sebagai sikap Membenci Agama Kristen..?
Dari fenomena ini, dapat di simpulkan bahwa masih ada api dalam sekam yg tertinggal pasca konflik Poso...
Melihat perdebatan di media sosial soal penolalan dero massal ini, yang semakin panas, pihak-pihak terkait, baik pemerintaj maupun tokoh agama dan masyarakat, diminta untuk segera mendinginkan situasi, terutama penyelenggara demo massal yang diminta bijak untuk menggelar pesta ditengah kondisi sosial masyarakat yang belum pulih dari musibah dan bencana baik yang terjadi baru-baru ini maupun masa masa lalu.***