METRO SULTENG- Sejumlah masyarakat Desa Lahuafu, menggelar aksi di depan kantor Bupati Morowali, komplek perkantoran funuasingko Desa Bente, Kecamatan Bungku Tengah, Senin, (10/2/25).
Unjuk rasa ini digelar untuk meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali, melakukan audit seluruh pengelolaan anggaran yang dikelolah oleh Pemerintah Desa Lahuafu, Kecamatan Bungku Timur.
"Kami menyatakan sikap, untuk tidak percaya kepada Kepala Desa Lahuafu. Kami minta inspektorat lakukan audit terkait penggunaan anggaran," pinta sejumlah warga Lahuafu saat melakukan unjuk rasa di depan kantor Bupati Morowali.
Ada beberapa poin yang membuat warga kehilangan kepercayaan terhadap Kepala Desa di Lahuafu. Berikut rangkaiannya.
1. Kepala Desa diduga jarang masuk kantor.
2. Bantuan atap seng senilai 7 juta dianggap belum di realisasikan hingga saat ini.
3. Pengelolaan anggaran CSR dari PT MBN sebesar 1 M masuk ke rekening Desa tapi tapi penggunaannya diduga tidak termuat dalam APBDesa 2023 dan tidak melalui musyawarah serta tidak ada pertanggung jawaban penggunaan anggaran.
4. Bantuan mesin katingting empat unit tahun 2022 dianggap mangkrak.
5. Dana CSR PT BAP 75 juta tidak ada kejelasan penggunaannya.
6. Kades dianggap menyalah gunakan jabatan dan terindikasi penggelapan dana ADD/DD dan DBH tahun anggaran 2024.
Setelah menyampaikan orasi poin ketidak percayaan warga terhadap Pemerintah Desa Lahuafu, perwakilan aksi diberi kesempatan untuk bertemu asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Morowali Ir. Muh Rizal Badudin.
Dalam pertemuan tersebut, Rizal Badudin menerima aduan Masyarakat dan akan menyampaikan ke Penjabat Bupati Morowali untuk ditindak lanjuti.