sosial-budaya

Pulang ke Wosu, Anwar Hafid Ziarah ke Makam Orang Tua Kenang Jasa dan Wejangan Hidup

Selasa, 26 November 2024 | 18:54 WIB
Anwar Hafid dan istri, ziarah di makam orang tuanya di Desa Wosu, Kabupaten Morowali, Sulteng, Selasa 26 November 2024. (Foto: Ist).

METRO SULTENG - Di bawah langit pagi yang cerah, langkah Anwar Hafid mengarah ke pusara orang tuanya. Momen ini bukan sekadar rutinitas, tetapi perjalanan hati untuk mengenang jasa dan cinta yang tak lekang oleh waktu. Di tanah kelahirannya, Wosu, ia kembali mengenang asal mula perjuangannya.

Ziarah ke makam ayah dan ibu menjadi agenda yang tak pernah dilewatkan. Bagi Anwar, setiap pencapaian yang diraihnya tak lepas dari perjuangan dan pengorbanan orang tuanya. Mereka adalah sosok yang menanamkan nilai-nilai pendidikan dan keikhlasan sejak ia kecil.

Setiap kali berada di pusara, Anwar tak hanya berdoa, tetapi juga mencurahkan isi hati. Ia mengingat betapa orang tuanya selalu menekankan pentingnya pendidikan, meski dalam keterbatasan.

Baca Juga: GRD-KK dan KRAS-Morowali Ajak Masyarakat Lawan Politik Uang

Keharuan membanjiri dadanya, mengingat perjalanan hidup yang ditempuh berkat perjuangan mereka.

Berpakaian kemeja putih sederhana, Anwar didampingi sang istri membersihkan makam. Dengan penuh hormat, mereka mencabut rumput liar di sekitar pusara, seolah ingin memastikan bahwa tempat peristirahatan orang tua tetap terjaga. Kehadiran mereka di sana adalah simbol bakti yang tak pernah pudar.

Saat melantunkan doa, air mata tak tertahankan membasahi pipi Anwar. Dalam kesunyian itu, ia merasakan kembali hangatnya pelukan dan nasihat yang pernah diberikan orang tuanya.

Momen ini menjadi pengingat baginya untuk terus berbuat baik dan menjalani hidup dengan penuh makna.

Baca Juga: Kapolres Morowali Utara Lengkapi Personel TPS Rawan dengan Telepon Satelit

Dari perjalanan hidup yang panjang, Anwar selalu memegang erat wejangan orang tuanya: bekerja keras, ikhlas, dan tetap rendah hati. Pesan-pesan itu menjadi fondasi yang membentuk karakter dan visi hidupnya hingga hari ini.

Di tanah kelahiran, semangat Anwar kembali menyala. Ia berkomitmen untuk terus berjuang memberikan yang terbaik, sebagaimana orang tuanya dulu berjuang untuk masa depannya.

Baca Juga: Serangan Fajar Cenderung Memulihkan Modal Politik, Dari Pada Kebutuhan Masyarakat Luas

Ziarah ini bukan sekadar ritual, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang memperkuat tekadnya untuk mengabdi.

Setiap doa yang terlantun di pusara adalah bukti cinta yang tak terputus antara seorang anak dengan orang tuanya. Dalam haru, Anwar Hafid mengingat “ridha Allah bergantung pada ridha orang tua.” Pesan ini ia bawa dalam setiap langkah hidupnya, sebagai pengingat bahwa perjuangan untuk hidup yang lebih baik tak pernah berhenti. (*)

Tags

Terkini