Namun berbeda dengan area di bagian atas. Lahan di bagian atas tidak rata dan berbukit, sehingga perlu dilakukan pemotongan (cattingan), penimbunan dan pemadatan.
Baca Juga: Pemilu 2024 di Sulteng Aman, Kapolda: Hasil Kerja Keras Kita Semua
Tantangan yang lebih besar muncul di Lende, Kabupaten Donggala. Akses jalan yang terjal menuju lokasi pembangunan Huntap, membuat distribusi material bangunan menjadi sulit.
"Kendaraan roda empat bisa ke lokasi. Tapi berisiko tinggi. Karena ruas jalan sempit, di bagian bawah ada jurang," kata Zurmidi.
Belum lagi kalau musim hujan. Musim hujan kerap jadi penghambat distribusi material. Sering sekali perusahaan menunda pengiriman material saat hujan melanda Lende dan sekitarnya.
"Bahkan informasi yang kami terima, sebelumnya beberapa perusahaan mundur untuk mengerjakan Huntap di Lende ini," kata Project Manager PT Andica.
Tidak hanya kondisi medan yang sulit. Lahan pembangunan Huntap di Lende 3 juga memerlukan penimbunan, lalu dipadatkan. Karena sebagian area-nya tergenang air yang menyerupai rawa kecil.
Bahkan, terdapat alur sungai kering di lokasi Huntap Lende 3. Demi memastikan keamanan jangka panjang Huntap, dilakukan lagi survei.
"Walaupun itu sungai kering, kami tetap harus memastikan bahwa area tersebut aman dari risiko banjir. Kendala-kendala ini harus kami atasi sebelum kami membangun Huntap," tutur Zurmidi.
Baca Juga: Kajati Sulteng Terima Kunjungan Silaturahmi KY
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, PT Andica berhasil menyelesaikan pembangunan Huntap sesuai target dan komitmen. Apalagi proyek ini dikawal langsung oleh Direktur Utama PT Andica, Arnold Harianja, yang turun langsung hingga beberapa kali ke lokasi pembangunan Huntap.
Kini, ratusan keluarga yang menjadi korban bencana alam di Sigi dan Donggala, sudah memulai kehidupan baru di hunian yang layak dan aman.
"Saat peresmian, warga tersenyum lega dan riang gembira. Mereka berrterima kasih, termasuk kepada PT Andica yang berani mengambil risiko membangun Huntap di dua lokasi tersebut," tandas Zurmidi. (*)