Wayan menuturkan, selama ini siswa cenderung tak peduli. Kesadaran untuk memungut sampah dan membuang pada tempatnya masih rendah. Alih-alih membersihkan sampah yang berserakan di sekitar ruang kelasnya, mereka kerap membiarkan sampah hingga bertumpuk di sudut-sudut sekolah. Wayan pun merasa susah payah berulang kali mengingatkan murid-muridnya itu.
Lewat program edukasi dan sosialisasi dari tim CSR PT IMIP, pemahaman itu dapat tersampaikan kepada para siswa secara jelas dan menarik. Kegiatan edukasi ini difasilitasi oleh tim CSR PT IMIP bersama Pegiat Lingkungan Bahodopi, Gondrong Morowali, dan Solidaritas Anak Rantau Morowali.
Siswa tak hanya menerima penjelasan tentang bank sampah, tapi juga diajari dan praktik cara memungut serta memilah hingga penimbangan sampah. Wayan ingin mendorong bertumbuhnya kesadaran baru para siswa untuk aktif mengelola sampah.
“Dengan kegiatan ini kita berharap akan membentuk kebiasaan positif baru para siswa akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempatnya tumbuh dan beraktivitas,” kata Wayan.
Selain mendapat tambahan nilai ekskul di raportnya nanti, para siswa yang terlibat dalam kegiatan pemilahan sampah tersebut, kata Wayan, juga akan mendapat bonus berupa uang dalam bentuk tabungan. Uang tersebut merupakan hasil penjualan sampah plastik yang dilakukan pihak sekolah.
Untuk menjual sampah plastik hasil pilah yang dilakukan para siswa, pihak SMP Negeri 4 Bahodopi menggandeng Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Berlian Makmur yang memiliki program sekaligus pengelola Bank Sampah. KSM Berlian Makmur sendiri adalah wadah pemberdayaan warga Kecamatan Bahodopi dalam memilah dan mendaur ulang sampah.
Melalui konsep kerjasama inilah, bermacam sampah dapat dimaksimalkan potensi pemanfaatannya menjadi produk bernilai ekonomi melalui bank sampah. Dalam praktiknya, KSM Berlian Makmur berbagi ilmu tentang tata cara menerapkan bank sampah kepada para siswa SMPN 4 Bahodopi.
Ruslan, Ketua KSM Berlian Makmur, memandang penting menanamkan rasa peduli lingkungan terhadap sampah bagi anak sejak usia sekolah. Pihaknya bahkan berencana menyiapkan hadiah bagi setiap siswa yang berhasil mengumpulkan sampah terbanyak setiap minggunya.
“Hadiah berupa bantuan peralatan sekolah ini jangan dilihat dari kacamata negatif tapi ini merupakan sebuah upaya untuk mendorong tumbuhnya semangat mencintai lingkungan di diri setiap siswa,” kata Ruslan.
Ke depan, kata Ruslan, berencana melibatkan komunitas warga yang lebih luas di Kecamatan Bahodopi misalnya kelompok pemuda, untuk bekerja sama agar masalah timbulnya-timbulan sampah di kawasan organisasi warga dapat lebih cepat teratasi.
Di SMP Negeri 4 Bahodopi, Wayan mengatakan, penerapan peduli sampah dalam praktik pembelajaran di sekolah tempatnya mengajar diharapkan dapat memupuk rasa tanggung jawab dan kebanggaan dalam diri peserta didik. Setiap kali penerimaan laporan pihak sekolah juga akan mengumumkan peraih predikat “Siswa Peduli Lingkungan” atau “Siswa Paling Peduli Terhadap Lingkungan Sekolah”.
Baca Juga: Jam Tangan Pintar Black Shark GT3 Resmi Meluncur, Memiliki Lebih dari 100 Mode Kesehatan
“Bukan hanya nilai uangnya saja yang kita cari, tetapi rasa tanggung jawabnya,” ucap Wayan.
Terkait pengelolaan sampah di Kecamatan Bahodopi, pihak PT IMIP melalui program CSR telah menyalurkan lebih dari lima unit dump truk pengangkut sampah, lima kontainer sampah, dan ribuan tong sampah plastik yang didistribusikan kepada warga.
Semua bantuan itu diserahkan kepada pemerintah kecamatan dan sejumlah desa di Bahodopi. Selain itu, PT IMIP bersama belasan komunitas pemuda di Kecamatan Bahodopi memberikan dukungan penuh dalam setiap aksi kegiatan pembersihan sampah di momen-momen tertentu seperti misalnya World Up Clean Day.