sosial-budaya

Senator ART: Warga Lekatu Kota Palu "Dibunuh" secara Perlahan karena Galian C

Selasa, 30 Januari 2024 | 18:37 WIB
Anggota DPD RI, Abdul Rachman Thaha (tengah berkacamata) saat bersama warga Lekatu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa sore 30 Januari 2024. (Foto: Ist).

METRO SULTENG -  Warga Lekatu yang berada di Kelurahan Tipo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengeluhkan dampak buruk tambang galian C. Sebab, sudah sekian lama warga setempat menghirup udara yang tidak sehat akibat keberadaan galian C.

Keluhan tersebut disampaikan warga Lekatu kepada anggota DPD RI periode 2019-2024 dapil Sulawesi Tengah, Abdul Rachman Thaha, saat berkunjung ke Lekatu pada Selasa sore (30/1/2024).

Di hadapan senator yang karib disapa ART itu, warga meminta agar aspirasi mereka bisa diperjuangkan sang senator. Karena saban hari, warga setempat menghirup udara yang bercampur debu dari lokasi tambang.

Baca Juga: Mabes Polri Tindaklanjuti Aduan Senator ART

"Bisa bapak (ART) lihat langsung sekarang kondisi kami. Setiap hari kami menghirup debu yang beterbangan bersama angin. Debu ini dari lokasi tambang galian C yang ada di sebelah," kata Abang, salah seorang warga Lekatu kepada senator ART.

Menurut Abang, sudah 4 warga Lekatu yang meninggal dunia, dan penyebabnya diduga akibat gangguan pernapasan atau Ispa.

Bukan itu saja. Perabot di rumah-rumah warga juga kotor akibat debu. Padahal pintu dan jendela rumah sudah jarang dibuka.

"Kasihan kami di Lekatu ini. Kami tidak tahu harus mengadu kemana lagi. Sudah ada 4 warga  meninggal karena sesak nafas. Kalau hendak makan dan minum, piring dan gelas harus dicuci kembali karena ada debunya," ujar Abang blak-blakan kepada senator ART.

Tinjau dampak galian C di Lekatu, Kota Palu, Sulteng.
Warga Lekatu sudah pernah memprotes masalah ini ke pemerintah kecamatan setempat.  Bahkan mereka juga mengadu kepada anggota DPRD Palu. Tapi apa, sampai saat ini tak kunjung ada tindaklanjut dan solusi konkrit.

"Kami bahkan sudah demo ke perusahaan-perusahaan tambang galian C. Namun tetap tidak dipedulikan. Kami minta sebelum beraktivitas, ada penyiriman dulu. Supaya tidak terlalu banyak debu yang beterbangan ke pemukiman warga," ungkap warga.

Baca Juga: Jemaah Umrah Tiba dengan Selamat di Sulawesi Tengah, Suroyo: Dilayani seperti Tamu Istimewa, Terima Kasih Senator ART...

Menanggapi aspirasi warga Lekatu, senator ART menyatakan keprihatinannya. ART menegaskan kondisi itu tak boleh dibiarkan terjadi secara terus menerus. Karena dapat mengancam keselamatan jiwa warga Lekatu yang berjumlah 325 KK .

"Ini masalah kemanusiaan. Dan saya paling peka dengan hal-hal begini. Ini sama saja warga Lekatu dibunuh secara perlahan. Alhamdulillah sore ini saya diundang warga untuk melihat dan merasakan langsung kondisi ini," tegas ART dengan suara lirih.

ART khawatir akan jatuh lagi korban jiwa berikutnya. Karena setiap hari warga dipaksa menghirup debu yang dibawa angin.

"Baru sebentar saya datang disini, wajah saya seperti ada pasir. Mata terasa perih. Tidak seperti biasanya saya bernapas. Bagaimana dengan warga Lekatu yang sudah lama bermukim disini," kata ART sambil geleng-geleng kepala.

Halaman:

Tags

Terkini