METRO SULTENG - Musim kemarau yang berkepanjangan telah mengakibatkan peningkatan kadar debu di daerah tambang ore nikel di Desa Molino, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Desa ini berdekatan dengan areal penambangan yang ada di Kecamatan Petasia Timur tersebut. Karena terganggu penambangan debu ore nikel, warga setempat mulai mengeluhkan dampaknya.
Baca Juga: PT Agro Nusa Abadi Roadshow Serahkan Beasiswa Prestasi di Desa Bungintimbe
Warga atau penduduk setempat, menyoroti aktivitas PT Sumber Permata Mineral (SPM). Perusahaan ini merupakan perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.
Penduduk setempat cukup terganggu oleh debu tambang yang telah melanda pemukiman mereka, yang bahkan mencapai jalan Trans Sulawesi. Warga khawatir rentan terkena penyakit ISPA akibat debu yang beterbangan.
Beberapa warga menilai bahwa penyiraman jalan oleh pihak perusahaan berjalan lambat. Hak itulah kemungkinan berkontribusi pada peningkatan kadar debu.
"Kami sangat khawatir akan dampak kesehatan dan lingkungan yang diakibatkan oleh kondisi ini," kata warga setempat.
Baca Juga: Bupati Morowali Utara Dianggap Perkeruh Keadaan pasca Berhentikan Sementara Kades Tamainusi
Namun, PT SPM yang dikonfirmasi melalui Kepala Teknik Tambang (KTT), Reza, membantah tuduhan tersebut.
Menurutnya, perusahaan secara rutin melakukan penyiraman jalan, tetapi kondisi cuaca yang panas dan terik matahari membuat air yang disiram cepat mengering.
Reza menjelaskan bahwa jalan houling tetap mendapatkan perawatan penyiraman, tetapi jika terlalu sering disiram, jalan tersebut dapat menjadi licin, menghambat transportasi pengangkutan ore ke pelabuhan. Bahkan meningkatkan risiko kecelakaan bagi dump truck.
Baca Juga: Merasa Telah Ditipu Mafia Tanah di Morowali, Warga Routa Konawe akan Lapor Polisi
"Penyiraman untuk menghilangkan debu tidak hanya terbatas pada jalan houling, tetapi juga mencakup daerah pemukiman warga dan poros Jalan Trans Sulawesi sesuai jadwal yang telah ditentukan," ujar Reza. ***