sosial-budaya

Pahlawankah Habib Idrus Bin Salim Bin Alwi Al-Djufrie? Bukti Dukungan Dialektik Beberapa Kalangan

Selasa, 31 Oktober 2023 | 16:05 WIB
Abdissalam Mazhar Badoh.

Oleh: Abdissalam Mazhar Badoh (Pemerhati Sosial dan Politik) 

Berhadapan dengan keinginan para Abna’nya yang tergabung dalam berbagai organisasi, baik Banom (Badan Otonomi) Alkhairaat maupun bentukan organisasi lain non Banom dalam komunitas-komunitas berbagai elemen masyarakat secara nasional dan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah, pengusulan Guru Mulia Sang Maestro Pendidikan Islam Dunia, Ustaadzil Faadhil Murabbil Kaamil Habib Idrus bin Salim bin Alwie Aldjufrie sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, yang pengesahan dan pengumumannya tepat pada hari Pahlawan tanggal 10 November 1945.

Sebut saja organisasi dari kalangan Abnaul Khairaat, HAAMAS (Himpunan Abna’ Alumni Madrasah Alkhairaat) yang berpusat di Palu. Memiliki kepengurusan 20 cabang di seluruh Indonesia dan diketuai oleh Habib Ja’far Alaydrus, WIA (Wanita Islam Alkhairaat) pusat Palu, Syarifah Syaihun Al-Djufrie, Komunitas Pecinta Guru Tua Palu ketuanya Habib Hasyim Alaydrus, Tokoh Barisan Solidaritas Muslim Manado, Abdul Fatah Mandak.

Kemudian tokoh Abna’ul Khairaat asal Maluku Utara, Mujur G Somadayo, para profesional di bidangnya secara nasional, semuanya menyatakan mendukung usulan terhadap Habib Idrus bin Salim bin Alwie Al-Djufrie (Guru Tua) dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional.

Baca Juga: PB Alkhairaat Periode 2023-2028 Resmi Dikukuhkan Ketua Utama

Berikut akan kami paparkan hasil dialektis para muhibbin ini ketika kami hubungi lewat telepon dan chatingan WhatsApp:

Ketua HAAMAS (Himpunan Abna’Alumni Madrasah Alkhairaat) Pusat, Habib Jafar Abubakar Alaydrus, Palu, menyatakan:

“Habib Idrus dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia adalah hal yang wajar dan pantas. Karena dilihat dari perjuangan beliau dalam mencerdaskan manusia yang belum faham dengan sesuatu yang seharusnya, hingga dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa ini khususnya ke SDM-nya. Pahlawan itu bukan cuma nanti dilihat dari bagaimana dia berperang melawan penjajahan, tapi perjuangan dalam segi pendidikan yang mana karya dan hasilnya kelihatan sampai sekarang”.

Brigjen G. Eko Sunarto, Direktur Bela Negara KemHan, Jakarta:

“Pahlawan itu adalah orang yang amat berjasa pada kita. Ayah kita misalnya dalam kapasitas pribadi, jika dibicarakan secara nasional maka jasa yang dilakukannya pun berskala nasional. Habib Idrus bin Salim al Jufri Palu, saya pernah lihat karyanya berupa Lembaga Pendidikan Madrasah yang induknya ada di Kota Palu dan cabangnya tersebar di seluruh Sulawesi, Kalimantan dan Maluku, serta Maluku Utara. Ratusan Cabang ini adalah formasi jasa ilmu agama yang turun temurun menghiasi bangsa ini. Beliau adalah pahlawan kita”.

Profesional di bidang konstruksi, pernah jadi Manajer Pemasaran Waskita Karya, BUMN, InTim, Ir. Arif Wicaksana, Jakarta :

“ Setuju, karena beliau berjuang untuk pendidikan, terutama daerah timur NKRI dimana saat itu terbilang sebagian daerah terbelakang dan sulit dapat akses pendidikan. Sumbangsih perjuangan beliau sangat besar, sangat bermanfaat dan masih dapat dinikmati sampai sekarang. Dalam masa perjuangan, tidak semua daerah dan tidak semua WNI dapat akses pendidikan. Perjuangan beliau patut dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional”. 

Aktivis BSM (Barisan Solidaritas Muslim) Manado, Abdul Fatah Mandak, Manado :

“Wajar saja habib diusulkan sebagai Pahlawan Nasional. Habib Idrus itu sebagai Pahlawan Pendiri Alkhairaat. Sampai sekarang, Alkhairaat berdiri kokoh di Indonesia dan sekaligus pembela NKRI. Sah bagi ana’ Habib Idrus diusulkan sebagai Pahlawan Nasional”.

Baca Juga: Tookkk...! Mohsen-Jamaluddin Pimpin PB Alkhairaat 2023-2028

Pimpinan Majelis Ta’lim Lawang Semesta, Habib Muhammad al-Bahar, Depok:

“Pahlawan Internasional atuuh”. Begitu jawaban beliau waktu saat saya tanya.

Pegiat Majelis Ta’lim, cucu dari Habib Keramat Empang Bogor,  Citayam, Habib Ismail Al-Attas:

“ Beliau sangat layak untuk mendapatkan itu”.

Brigjen TNI Endro Satoto, Pernah Danrem Maluku Utara, sekarang Karoum BSSN Mabes TNI, Jakarta:

“Beliau (Habib Idrus bin Salim al-Juufrie) ini sepanjang hidupnya merupakan ulama yang dikenal sebagai sosok yang mencintai ilmu. Beliau ini juga merupakan tokoh pejuang di Provinsi Sulawesi Tengah dalam bidang pendidikan agama Islam yang sangat terkenal, dalam rangka mencerdaskan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Dan biasa disapa dengan Guru Tua. Beliau cocok dan pantas sebagai Pahlawan Nasional”.

Komunitas Pecinta Habib Idrus, Habib Hasyim Alwi Alaydrus, Palu :

“Satu kebanggaan tersendiri bahwa guru kita dengan keberadaannya di Kota Palu. Perjuangannya di bidang pendidikan bisa dipandang secara nasional oleh pemerintah. Kalau dibilang sepakat, ana sepakat Habib Idrus diusulkan bahkan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, biar generasi muda kita melihat bahwa Alkhairaat ini bukan perguruan Islam yang kecil, tapi perguruan Islam yang betul-betul diakui secara nasional”. Seperti itu Ustadz, kata beliau dalam voice note WhatsApp.

Tokoh Nasional, pernah menjabat sebagai Direktur Korupsi Bidang Politik di ICW (Indonesia Corruption Watch) Organisasi Non Government. Sekarang Aktivis Lingkungan Hidup dsb, Ir. Ibrahihim Zuhdy Badoh, ST., M.Si. Sekarang sebagai Board Member Indonesia Budget Center, Jakarta:

“Habib Idrus bin Salim bin Alwy Al-Jufri adalah tokoh pendidikan dan perlawanan terhadap penjajahan di Sulawesi lewat jalur pendidikan berbasis pesantren kampung dengan kurikulum modern. Perjuangan Habib, mampu mengangkat taraf pendidikan, menyatukan anak-anak bangsa dari pelosok Sulawesi untuk menjadi obor perjuangan dengan basis lendidikan dan juga
kekaryaan. Setiap murid lulusan Alkhairaat diarahkan membangun pesantren di wilayahnya dengan konsep berbasis komunitas seperti dicontohkan Habib Ketika membangun Alkhairaat di Palu. Orientasi Pendidikan Alkhairaat adalah pada penciptaan kader pendidik dan juga pemimpin di daerah. Tidak kurang dari 60 % pelopor dan pelaksana dibidang Pendidikan agama, politik dan pemerintahan ditanah Sulawesi, Maluku dan Papua Barat adalah Tamatan Alkhairaat”.

Baca Juga: Komoditi Tanaman Kopi Tolitoli Memiliki Ciri Khas Yang Unik dan Berbeda, Kini Mulai Dikembangkan Oleh Warga

Inspektur Pembantu (Irban) Inspektorat Kota Palu, Aktifis beberapa Organisasi Provinsi dan Kota Palu, Adrew El Asnawi :

“Habib Idrus bin Salim Al-Djufrie atau lebih akrab dalam sebutan Guru Tua, bagi masyarakat Sulawesi Tengah Khususnya, patut dan layak untuk mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional. Betapa tidak, jasanya dalam bidang pendidikan dan dakwah Islam tak lagi dipertanyakan berbagai pihak bahkan legasinya terang benderang yang diwariskan kepada kita semua yaitu: Alkhairaat, organisasi Islam terbesar disisi Timur Indonesia”.

Aktivis Organisasi Islam Alkhairaat Maluku Utara, Dinamisator Abnaul Khairaat Ternate, Mujur G Somadayo, Ternate:

“Secara sosial politik, melalui Lembaga Pendidikan Alkhairaat yang Guru Tua dirikan, Guru Tua telah mewujudkan Satu Maha Karya yang dipersembahkan untuk Indonesia Merdeka, yakni guru tua merpertautkan kebhinekaan bangsa dengan memobilisasi sumber daya manusia di wilayah Timur Indonesia untuk belajar di Alkhairaat dan kemudian ditempatkan sebagai guru yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia Timur".

"Indonesia sebagai sebuah bangsa berhutan pada Habib Idrus (Guru Tua) karena jauh sebelum Indonesia merdeka guru tua telah merintis jalan mencerdaskan bangsa Indonesia melalui Gerakan Pendidikan. Gerakan ini berawal pada tahun 1930 di Palu. Inilah gerakan yang mendekritkan sebuah Gerakan sosial yang berlandaskan nasinalisme, kaderisasi generasi muda inilah merupakan Langkah yang amat kongkrit bagi anak bangsa untuk melawan kolonialisme”.

Manajer software Engginer di PT. Aplikasi Wirausaha Muslim, Musisi, Jakarta, Taufik Kobandaha, S.HI., Jakarta:

“Menurut ana, penting dan amat layak, kiprah serta legacy yang telah ditorehkan dan diwariskan Habib Idrus terutama dalam membangun pendidikan. Adanya Alkhairaat yang alumninya sekarang sudah tersebar dimana-mana, menjadikan Habib Idrus sangat layak sekali diberikan gelar sebagai Pahlawan Nasional”.

Habib Thalib bin Abdillah Aldjufrie, Pegiat Pendidikan dan Pimpinan Harian Pondok Pesantren Putra Alkhairaat Pusat Palu:

“Menurut kami para Abna’, Habib Idrus lebih daripada sekedar Pahlawan nasional. Beliau adalah Pahlawannya kita semua, khususnya dibagian Indonesia Timur. Guru Tua adalah pahlawan dihati para pecintanya”.

Rangkuman dialektik ini adalah bukti data kongkrit yang faktual, absah dan terpercaya dari berbagai kalangan yang notabene berbeda aktivitas dan lingkungan pergaulan hidup sehari-hari.

Baca Juga: Kebakaran Gedung SMPN 8 Makassar, Pagi Ini Siswa Terpaksa Belajjar dari Rumah, Api Diduga Dipicu Arus Pendek

Spontanitas yang terlihat tatkala diberikan satu pertanyaan pada waktu bersamaan, adalah hal luar biasa dan hal ini hanya dapat terjadi pada objek yang amat dikenal, amat terkesan, amat berarti, amat berjasa, amat teridolakan, amat dikagumi, amat dicontohi, amat dicintai dan dihormati.

Kenyataan ini sangat amat cukup menjadi alasan-alasan non formil tapi tidak Imaginatif karena perkataan fakta lebih tinggi dari berbagai instrument-instrumen formil yang berlaku.

Bahkan, fakta itu sendiri dapat mengubah susunan aturan normative yang ada kalua ditemukan dalam fakta itu hal-hal baru yang pengaruh positifnya lebih luas dari data normative yang ad aitu sendiri.

Alhasil, Habib Idrus bin Salim bin Alwi Al-Djufrie adalah Pahlawan Nasional dan Muraabi Roh (Pengajar dan Pendidik Ruh) kami. Alfaatihah. ***

Tags

Terkini