METRO SULTENG-Pengolahan Komuditi hasil tanaman jenis Kopi baik yang di tanam di atas lahan secara perorang maupun berkelompok tak hanya menjadi minuman khas primadona yang dikonsumsi oleh masyarakat lokal maupun skala nasional, namun komuditi tersebut juga menjadi salah satu bahan konsumsi masyarakat di mancanegara, sehingga tanaman tersebut perlu terus dikembangkan dengan berbagai metode sehingga hasilnya lebih berkualitas dan memiliki nilai jual tinggi di mancanegara.
Baca Juga: Kebakaran Gedung SMPN 8 Makassar, Pagi Ini Siswa Terpaksa Belajjar dari Rumah, Api Diduga Dipicu Arus Pendek
Belum lama ini Ketua Asosiasi Pengusaha Kopi Tolitoli Hambali kepada wartawan mengatakan, tumbuhan kopi di Tolitoli memiliki sejumlah ciri khas tersendiri, sehingga tak jarang banyak diminati oleh konsumen lokal dan luar daerah.
Dikatakan dalam penyajiannya dibutuhkan kreativitas untuk dapat meracik dan mengemas produk sehingga memiliki ciri khas yang unik dan berbeda dari kopi daerah lainnya.
Adapun salah satu faktor Kendala dalam pengembangan kopi saat ini diantaranya permodalan, bahan baku kemasan, hingga pengolahan biji kopi yang masing menggunakan alat tradisional untuk itu dalam pengembangan tumbuhan kopi di daerah ini, tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab satu instansi namun diperlukan kerja sama dari berbagai pihak.
Baca Juga: Kuasa Hukum Senator ART Layangkan Gugatan Rp35 Miliar, Berikut Identitas para Tergugat
Hal senada Disampaikan H Muslimin (57) warga Desa Lakatan yang memiliki lahan kebun kopi. Kepada media ini Selasa 31 Oktober 2023 ia menjelaskan, sebagian masyarakat desa telah membudidayakan tanaman tersebut, namun hasilnya hanya cukup digunakan untuk konsumsi pribadi dan kalaupun lebih bisa di jual di pasar dan hasil penjualan untuk keperluan hidup sehari hari.
"Untuk mendapat produksi panen yang maksimal dan memuaskan tentu sedikit butuh mengeluarkan modal ekstra, dan saat ini kami mencari pemodal yang bisa di ajak bekerja sama dalam hal tersebut sehingga bisa menambah Perekonomian kami,"jelasnya.
Baca Juga: 14 Kades di Morowali Resni Dilantik, Pj Rachmansyah Minta Aparatur Jangan Terpengaruh Isu di Sosmed
Menanggapi hal itu, kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Tolitoli Zakaria Mahmud mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan di antaranya telah melaksanakan kursus pelatihan bagi pelaku usaha dengan membuat kemasan desain kreatif, dengan harapan ke depan kemasan tidak lagi menjadi masalah dalam pengembangan UMKM, selain persoalan cita rasa.
Baca Juga: Manchester United vs Newcastle United Bertanding 1 November 2023, Berikut Prediksi Skor dan Susunan Pemain
Selain itu Zakaria Mahmud berharap, dalam pengembangan komoditi kopi diperlukan keterlibatan sejumlah lintas sektor sesuai dengan tugas dan fungsi OPD, untuk membudidayakan komoditi kopi, maupun peningkatan pemasaran di lapangan dan pemenuhan alat dan fasilitas bagi pelaku usaha.jelasnya.***Acho/Metro Sulteng