METRO SULTENG - Aktivitas tambang ore nikel di wilayah Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah, mengundang kekhawatiran masyarakat, apabila penambangan di wilayah itu tidak memenuhi khaidah penambangan ramah lingkungan.
Semisal yang terlihat di Sungai Tambalako Desa Mohoni, Kecamatan Petasia Timur. Di musim kamarau seperti saat ini, air sungai itu harusnya terlihat biru jernih. Namun kebalikannya, warna air di sungai tersebut kini berubah jadi warna merah kecoklatan.
Baca Juga: Super! Ini Ternyata Alasan Jokowi Angkat Amran Sulaiman Jadi Mentan
Baca Juga: Kebakaran Lahan di Morowali Utara, Api Nyaris Menyambar Rumah Warga
Menurut Kepala Desa (Kades) Mohoni, Bartonius Bate, air sungai berubah karena adanya aktivitas normalisasi sungai akibat terjadinya penyempitan. Ini dikarenakan endapan lumpur yang diduga akibat aktivitas tambang dari PT. ES.
"Air sungai berubah warna, karena ada aktivitas normalisasi sungai akibat penyempitan dari endapan lumpur tambang PT. ES," kata Kades Mohoni di kantor Desa, Kamis (26/10/2023).
Kades Mohoni menyebut, sebelumnya pihak Pemerintah Desa Mohoni telah menyurat kepada Pemerintah Daerah sekitar bulan Maret lalu, agar pihak perusahaan melakukan normalisasi sungai, dan menyingkirkan endapan lumpur yang membuat alur sungai menyempit.
Baca Juga: HPA Sulteng Sayangkan Dugaan Penganiayaan, Kuasa Hukum ART: Kita Percayakan kepada Penyidik
Baca Juga: Markas TNI di Lebanon Diserang Roket Israel, Videonya Viral di Media Sosial
Surat yang pernah dilayangkan ke Pemerintah Daerah Morowali Utara dalam hal ini Bupati, sempat membuahkan hasil dengan koordinasi pihak PUPR dan BPBD Morowali Utara.
"Akhirnya pihak perusahaan menurunkan alat berat melakukan pekerjaan normalisasi sungai dan menyingkirkan endapan lumpur. Saat ini, air sungai Tambalako terlihat keruh di musim kemarau, akibat aktivitas alat berat menyingkirkan endapan lumpur yang diduga akibat tambang ore nikel PT. ES," tutur Kades Mohoni di ruang kerjanya. ***