METRO SULTENG- Proyek pembangunan bandung di Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng), dengan anggaran senilai kurang lebih Rp 198 miliar, terkesan "mubazir".
Pasalnya, dengan nilai biaya fantastis besar dari anggaran pendanpatan dan belanja negara (APBN) dari 2017-2021, pembiayaan proyek strategis itu tidak memberikan dampak ekonomi yang memadai. Sebab tidak tuntas pekerjaannya.
Baca Juga: Disperindag Palu Kembali Gelar Pasar Murah Tanggal 7 Mei, Cek Lokasi dan Daftar Harganya Ini
"Padahal harapannya, dengan program pembangunan bendung Salugan dapat meningkatkan produktivitas ketahanan pangan di daerah tersebut, " kata anggota DPRD Tolitoli, Jemi Rumi, seperti dilansir deadline-news.com (media partner) di Palu, Kamis (4/5/2023).
Tapi apalacur, harapan itu tak kesampaian. Karena tiga saluran yang direncanakan bersamaan proyek bendung Salugan, satu diantaranya "terbengkalai".
Yang terbengkalai yakni saluran Janja Kompi.
Sedangkan dua saluran sudah dikerjakan tapi tidak fungsional yakni saluran Sibea dan saluran Salugan. Bahkan dinding saluran itu sudah mulai rusak.
"Dua saluran irigasi itu sampai saat ini belum berfungsi. Padahal diharapkan dengan kehadiran bendung Salugan, dapat membantu petani meningkatkan produksinya, " ujar politisi Partai Golkar ini.
Pada kenyataannya proyek multiyears itu sampai saat ini tidak memberi manfaat bagi masyarakat petani di sekitar wilayah bendung.
Adalah jaringan saluran irigasi Sibiaya yang diperuntukkan 9.000 hektar areal pertanian (sawah). Hanya saja, baru 3 saluran yang dikerjakan bersamaan bendung Salugan.
Dan menurut Jemi, 52 persen irigasi di Tolitoli rusak. Artinya, ada masalah dalam hasil produktivitas pangan.
"Aparat penegak hukum perlu melakukan penyelidikan atas proyek lebih dari seratus miliar itu, " desaknya.
Adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT. Brantas Abiraya yang mengerjakan proyek bendung Salugan. Namun pekerjaannya tidak tuntas.
Padahal proyek liding sektor Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Palu dikerjakan sejak tahun 2017 sampai 2021.