METRO SULTENG - Beginilah fenomena kehidupan rakyat jelata, di daerah kaya sumber daya alam, yakni Kabupaten Morowali Utara, yang konon kabarnya, daerah penghasil nikel, namun tak dapat disangkali dibalik deru dan debu asap pabrik smelter Nikel, namun masih saja terjadi kemiskinan ditengah rakyat.
Salah satu contoh konkrit yakni seorang tuna netra diketahui bernama pak Mudarat umur sekitar 50 tahun, ditemani istrinya, duduk mengaspal didalam kompleks pasar Bunta, menjual suara dengan lagu sendu agar pengunjung tergugah hatinya memberikan saweran atas kadar nya sebagai penyambung hidup.
Berbeda lagi dengan seorang pengemis perempuan usia renta, dengan wajah yang berkeriput duduk di tengah ramainya pengunjung meminta belas kasian demi pembeli beras.
Harapan demi harapan seakan redup ditengah himpitan ekonomi, membuat pasar di Desa Bunta, setiap hari Sabtu di hadiri pengemis yang hidupnya jauh dari kata sejahtera.
Padahal, Hak hidup sejahtera lahir dan batin adalah hak asasi manusia yang dijamin oleh, pasal 28H, ayat (1) Undang-Undang dasar 1945, hak ini berarti setiap orang berhak untuk memiliki kesejahteraan material dan non material, bertempat tinggal, mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak atas pelayanan kesehatan, dalam sila kelima berbunyi keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, Sila ini mengandung makna bahwa seluruh masyarakat Indonesia, tak terkecuali di Morowali Utara.
Baca Juga: Kluivert Yakin Indonesia Bisa Meraih Kemenangan Atas Irak dan Lolos Piala Dunia 2026
Mereka berhak mendapatkan perlakuan yang adil agar tercipta kehidupan yang makmur, sejahtera, dan adil secara merata di semua bidang kehidupan, pertanyaannya, apakah hal ini sudah diterapkan dengan sungguh-sungguh yang konon kabarnya Morowali Utara memiliki Sumber Daya Alam yang kaya?
Apakah kerakusan Demi kepentingan pribadi dan kelompok untuk mencari kekuasaan ditengah ketidakadilan yang belum dirasakan secara merata, termasuk keadilan bagi bapak si Tuna Netra penjual suara dalam pasar Bunta demi sesuap Nasi dan wanita berwajah keriput mengemis demi pembeli beras?***