Shrimp Club Sulawesi & Mitra Tolak Penggunaan Antibiotik, Asosiasi Sarankan Persoalan Fundamental Diselesaikan

photo author
- Rabu, 9 Juli 2025 | 16:59 WIB
Shrimp Club Indonesia (SCI) melaksanakan rapat terbatas bersama SCI Sulsel Hasanuddin Atjo dan ketua SCI pusat, prof. Andi Tamsil. (Foto : Ist)
Shrimp Club Indonesia (SCI) melaksanakan rapat terbatas bersama SCI Sulsel Hasanuddin Atjo dan ketua SCI pusat, prof. Andi Tamsil. (Foto : Ist)

Oleh : Hasanuddin Atjo.

Bertempat di Cafe Lakopi, Kota Makassar, Sulawesi Selatan Shrimp Club Indonesia (SCI) melaksanakan rapat terbatas bersama dengan sejumlah mitranya, Rabu tanggal 9 Juli tahun 2025.

Hadir dalam rapat tersebut antara lain ketua SCI pusat, prof. Andi Tamsil, SCI Sulsel Hasanuddin Atjo, petambak udang serta sejumlah mitra seperti asosiasi benur, pakan dan cold storedge.

Terungkap pada rapat tersebut setidaknya ada tiga persoalan Fundamental dalam industri udang Nasional. Antara lain penyakit udang di hatchery dan tambak yang berlangsung sudah lama dan hingga saat ini belumTuntas.

Selanjutnya dalam kurun waktu enam bulan terakhir isu produk udang tercemar oleh antibiotik kembali terulang. Pada saat ini menurut laporan sudah sekitar 40 unit kontainer udang yang di ekspor tujuan Amerika Serikat telah tercemar antibiotik.

Baca Juga: Sosialisasi Gratifikasi bersama KPK, Gubernur Anwar Hafid Minta Jajarannya Jaga Integritas

Dan konsekwensinya produk mesti dikembalikan ataupun harus dimusnahkan. Kondisi ini mengancam keberlanjutan industri udang Nasional yang selama ini menjadi andalan devisa Indonesia dari sektor KP

Pengalaman penolakan produk karena antibiotik juga pernah terjadi sekitar awal tahun 2000 an. Negara Uni Eropa menolak sertifikat mutu yang diterbitkan oleh beberapa laboratorium mutu daerah. Namun akhirnya masalah terselesaikan setelah Pemerintah Pusat ikut "campur tangan"

Tidak hanya isu penyakit dan antibiotik. Indonesia juga akan terdampak kebijakan Donald Trump, yaitu pajak impor yang masuk ke Amerika Serikat dan telah ditetapkan sebesar 32 persen. Ini sudah tentu akan menurunkan harga pembelian udang di tambak.

Tiga persoalan fundamental tersebut harus dicarikan jalan keluar. Besar keyakinan bisa diselesaikan apabila terbangun kebersamaan, keterbukaan dan keterpaduan berujung kepada kemesraan.

Baca Juga: Pembangunan Proyek Jalan Proponsi Diruas Ogodeide Tolitoli Terus Digenjot Demi Perlancar Akses Warga

Dalam diskusi yang berlangsung kurang lebih 2 jam, beberapa masukan yang perlu menjadi perhatian oleh stakeholder. Masukan itu dibagi menjadi dua bagian yaitu program jangka pendek dan jangka panjang.

Pada program jangka pendek, diharapkan Badan Karantina memperketat proses urusan penerbitan sertifikat mutu ekspor udang, karena lembaga ini menjadi benteng terakhir berkaitan mutu udang yang akan diekspor.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Reza Parham

Tags

Rekomendasi

Terkini

X