Menag RI Nasaruddin Umar Berduka Wafatnya Paus Fransiskus : Kita Kehilangan Figur Dalam Perjuangan Kemanusiaan

photo author
- Senin, 21 April 2025 | 21:09 WIB

Di bawah kepemimpinannya, Istiqlal tidak hanya menjadi pusat ibadah, tapi juga simbol persaudaraan lintas iman. Ia bahkan membuka ruang dialog dan kegiatan bersama dengan gereja, vihara, dan tempat ibadah lainnya.

Kolaborasi antara keduanya menciptakan harapan baru bagi masa depan dunia yang penuh toleransi. Ketika banyak pihak sibuk menyoroti perbedaan, mereka justru memperkuat persamaan: bahwa pada dasarnya, semua agama mengajarkan cinta, kasih sayang, dan perdamaian.

Baca Juga: Mortir Aktif yang Ditemukan di Dondo Tolitoli Sudah Dimusnahkan

Warisan yang Tak Terlupakan

Kematian memang memisahkan secara fisik, namun warisan nilai-nilai kebaikan akan terus hidup. Nasaruddin menyatakan, “Jasa Paus Fransiskus tidak bisa dilupakan. Ia adalah mercusuar moral di zaman yang sering kali kehilangan arah.”

Di tengah suasana berkabung ini, semangat yang ditinggalkan Paus Fransiskus justru semakin membara. Ia menginspirasi generasi pemimpin agama—seperti Nasaruddin Umar—untuk terus menyalakan obor perdamaian. Dunia membutuhkan lebih banyak figur seperti mereka: yang tidak hanya berbicara tentang iman, tapi juga mempraktikkannya dalam bentuk cinta dan aksi nyata.

Kini, tongkat estafet moral itu berada di tangan para penerusnya. Dan Nasaruddin adalah salah satu di antara sedikit tokoh yang layak menyandang peran tersebut. Dalam lanskap global yang makin kompleks dan terpolarisasi, ia bisa menjadi suara penyeimbang—mengingatkan kita bahwa iman sejati adalah ketika kita mampu mencintai sesama, apa pun latar belakangnya.

Kepergian Paus Fransiskus memang menyisakan duka. Namun ia juga mewariskan semangat. Bersama tokoh seperti Nasaruddin Umar, dunia masih punya harapan.

Harapan bahwa agama akan tetap menjadi cahaya yang menerangi jalan, bukan bara yang membakar jembatan. Dan dalam cahaya itulah, kita bisa mengenang mereka sebagai Bapak Semua Agama—yang telah menunjukkan bagaimana cinta dan iman bisa menyatu dalam damai.***/Aras Prabowo

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X