Pulau Jawa diperkirakan masih menjadi wilayah dengan pergerakan pemudik terbesar, dengan puncak arus mudik pada 28 Maret 2025 dan puncak arus balik pada 6 April 2025.
"Jadi mohon Kementerian PU, Polri, buka tutup jangan sampai macet, nanti mobil justru akan terjebak saat evakuasi bila terjadi tsunami," kata Dwikorita.
BMKG juga memastikan bahwa pihaknya siap mendistribusikan informasi terkait peringatan dini tsunami, deteksi gempa bumi, dan cuaca ekstrem dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada.
Masyarakat Diminta Tenang dan Siap Siaga
Kepala Stasiun Geofisika Sleman, Ardhianto Septiadhi, menegaskan bahwa tsunami di wilayah Kulonprogo adalah potensi, bukan prediksi.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak panik, melainkan lebih memahami langkah-langkah mitigasi.
"Kita tidak perlu panik. Kita tidak perlu takut. Tapi kita paham mitigasi terhadap tsunami," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa zona selatan DIY memang berada di jalur subduksi yang berpotensi menimbulkan gempa besar.
Namun, tidak ada teknologi yang bisa memprediksi kapan gempa akan terjadi.
"Golden time kita kurang lebih hanya 10 menit setelah gempa terjadi. Jadi, kita harus siap, bukan takut," tegasnya.
Dengan adanya peringatan ini, BMKG berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana tanpa perlu diliputi rasa panik yang berlebihan.***