METRO SULTENG - Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar aksi unjukrasa di Kota Palu, Selasa 4 Februari 2025.
Dalam aksi mereka, Ampera mendatangi kantor DPRD di Jalan Sam Ratulangi, dan kantor Polda Sulteng di Jalan Soekarno Hatta.
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ampera, menuntut perusahaan tambang PT Citra Palu Minerals (CPM) dan PT Macmahon untuk "angkat kaki" dari lokasi tambang emas Poboya di Kota Palu.
Baca Juga: Diduga Hilangkan SK PNS Nasabah, BRI Biromaru Disomasi dan Dituntut Rp15 Miliar
Kehadiran CPM dan perusahaan investornya itu dinilai mahasiswa mengancam keberlangsungan hidup masyarakat dan lingkungan seiring dengan adanya rencana eksploitasi tambang emas bawah tanah yang akan dilaksanakan perusahaan tersebut.
"Rencana eksploitasi tambang emas bawah tanah CPM dan Macmahon, sangat membahayakan masyarakat Kota Palu, terkhusus masyarakat lingkar tambang yang ada di Kelurahan Poboya dan sekitarnya," ujar Haikal, salah satu orator Ampera saat mendatangi gedung DPRD Sulteng.
Sistem blasting yang akan diterapkan di tambang emas Poboya, saat ini sudah mulai meresahkan masyarakat. Dan menurut Ampera, hal itu tidak sejalan dengan keberpihakan terhadap lingkungan.
Baca Juga: Diduga Pungli Supir Truk, Kanit Gakkum Satlantas Polres Morowali Dicopot
Bukan itu saja, mahasiswa juga menyoroti sistem limbah CPM dalam operasional pertambangan emas Poboya yang belum dikelola dengan baik. Limbah yang mengandung bahan kimia, sangat mengancam kehidupan masyarakat Kota Palu.
"Limbah yang belum terkelola dengan baik di pertambangan emas Poboya, dikhawatirkan telah merembes dan mencemari sungai dan sumber air bawah tanah, sehingga dapat mengancam air konsumsi masyarakat Palu dan sekitarnya," seru Ampera dalam aksinya.
Baca Juga: Bapppeda Banggai Serap 50 Usulan Saat Musrenbang RKPD Tahap 1 di Kecamatan Luwuk
Karena itulah, akibat kekhawatiran yang kini berkembang di masyarakat, Ampera mendesak Pemerintah Provinsi Sulteng dan DPRD Sulteng untuk mengevaluasi dan menghentikan aktivitas pertambangan yang dilakukan CPM bersama Macmahon di Poboya.
"Menghentikan lebih baik, daripada ini menjadi bom waktu untuk kehidupan masyarakat Palu. Ini juga demi masa depan anak cucu kita tercinta di masa mendatang," kata orator Ampera. (*)