Kontroversi Konser DJ Songkok di Touna, Picu Insiden Perkelahian dan Protes Masyarakat

photo author
- Senin, 20 Januari 2025 | 05:57 WIB

METRO SULTENG-- Konser musik DJ Songkok yang digelar pada malam hiburan hoya-hoya di Lapangan Lawaka, Desa Dondo, Kecamatan Ratolindo, Kabupaten Tojo Una-una, Sabtu (18/1/2025) lalu, memicu perbincangan panas di kalangan masyarakat dan para netizen.

Acara tersebut yang semula diharapkan sebagai hiburan, malah berujung pada insiden yang diduga pengeroyokan.

Kejadian ini terekam dalam sebuah video yang diunggah oleh Vinna Pakaya melalui akun Facebook-nya, yang kemudian viral.

Baca Juga: Murid SD 20 Kelurahan Baru Tolitoli Siap Hadapi Makan Bergizi Gratis

Dalam postingannya, Vinna menulis dengan nada kesal, mengungkapkan bahwa kejadian pengeroyokan tersebut melibatkan anak-anak muda dan kelompok tertentu, yang menurutnya tidak seharusnya terjadi dalam acara yang seharusnya menjadi hiburan.

"Ini yg kmu mo blng kmu TDK trimah di posting kmu pe mukaa.. Qt pe bukti kuat dsni Qt pe anak kmu pe komplotan kroyok.. semntra dia ini msh di bwa umur.kmu tegaa TDK kmu pe anak di bikin bgni nenemoyang kmu intinya mo ksh masuk kmu tnggu sjaaaaa," tulis Vinna..

Baca Juga: Wakili Masyarakat, Kades Ipi Ucap Syukur dapat Bantuan bahan Pembangunan Masjid

Tak hanya Vinna, banyak komentar negatif lainnya bermunculan di berbagai platform media sosial. Netizen menunjukkan kekecewaannya terhadap acara tersebut, dan banyak yang menilai bahwa konser DJ ini tidak sesuai dengan budaya lokal.

Pada akun Facebook Ewyn, muncul banyak komentar yang menyayangkan keberadaan konser DJ tersebut. "Bukan sok suci, DJ bukan budaya kita," tulis Allstar Touna.

Sementara itu, Jefry Lukman berkomentar, "So te lama mo jadi Los Angeles ini lawaka kita lia," dan Elna Husein menulis, "So marak dgn dj ampana ini leaa jauhkan balaaa."

Ewyn warga kayu kelor, yang sebelumnya menolak kedatangan musik WKC untuk acara tersebut, juga menyuarakan kekhawatirannya terkait dampak negatif dari konser ini.

Baca Juga: Harga Beras di Pasar Beteleme Morut Merangkak Naik, Rp10.000 hingga Rp11.000/Kg

Ia merasa bahwa konser DJ, yang lebih identik dengan musik dugem dan diskotik, tidak layak digelar di Touna.

"Konser musik ini tidak layak digelar di sini, sebab konser DJ ini adalah musik dugem diskotik. Apalagi jika digelar secara terbuka, tentu bisa memicu dampak negatif bagi kaum muda di sini. Itu yang lebih tepat dilakukan di tempat diskotik," ungkap Ewyn.

Ewyn juga menambahkan kekhawatirannya tentang perkembangan acara seperti ini yang dapat mempengaruhi moral generasi muda.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X