METRO SULTENG - Emak-emak di Desa Towara Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, pada Jum'at malam (20/9/2024) menggeruduk rumah kepala desa mereka, Hamri.
Para emak-emak itu tidak bisa lagi menahan kekesalan mereka, gara-gara air bersih. Sudah tiga hari ini, kata emak-emak, di rumah tak ada lagi air bersih.
"Sudah tiga hari ini air bersih di rumah kami tidak ada. Mana tanggung jawab kepada kami. Kalau tidak ada air bersih malam ini juga, kami tidak mau pulang ke rumah," kata emak-emak setengah berteriak di rumah kades, dalam beberapa potongan video pendek yang diterima redaksi.
Baca Juga: Sebelum 2024, Ahmad Ali Dua Kali Urungkan Niat Maju Gubernur Sulteng
Sebelum malam itu mereka menggeruduk rumah kades, siang harinya warga Desa Towara melakukan demonstrasi di kantor Bupati Morowali Utara di Kolonodale. Mereka membawa spanduk bertuliskan darurat air bersih.
Menurut warga dan emak-emak Desa Towara, krisia air bersih di desa mereka dipicu kehadiran perusahaan tambang nikel. Sejak perusahaan nikel menambang ore (tanah mengandung nikel), pasokan air bersih jadi terganggu.
"Kalau sebelumnya tidak terlalu begini masalahnya. Kalau ada hujan, paling lama sehari, air dari gunung yang dialirkan melalui pipa sudah normal lagi. Tapi kali ini, sudah parah sekali," keluh para emak-emak pada Jum'at malam.
Baca Juga: KPU Morowali Utara Gelar Pleno Rekapitulasi DPT
Menurut mereka, ada dua perusahaan yang menambang di atas gunung wilayah desa mereka. Yaitu PT Bumanik dan PT Keinz Ventura.
"Kami minta Pemda Morut tegas dengan kedua perusahaan itu. Karena IUP kedua perusahaan di atas wilayah kami. Kehadiran mereka bukan justru membantu kami, tapi hanya bikin susah," tuntut emak-emak.
Meski menggeruduk rumah Kades Towara malam itu, tapi suasana malam itu tetap terkendali. Ada beberapa petugas keamanan datang ke lokasi. ***
