METRO SULTENG- Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Kecamatan Banggai Tengah gelar wisata edukasi bertajuk wisata belajar penguatan kelembagaan BPD bangkit bersama membangun desa, Sabtu (10/08/24)
Kegiatan yang dilaksanakan di lokasi wisata pantai pasir panjang Desa Monsongan dikemas dalam bentuk rekreatif yang merupakan hasil inisiatif pengurus BPD dan Tenaga Pendamping Profesional (PD dan PLD) Kecamatan Banggai Tengah dengan melibatkan program Koordinator Kabupaten (Korkab) P3MD kabupaten Banggai Laut sebagai narasumber utama.
Sumitro Sadam selaku Ketua BPD Adean yang juga Ketua PABPDESI (Persatuan Anggota Badan Pemusyawaratan Desa Seluruh Indonesia) Kabupaten Banggai Laut yang menginisiasi dilaksanakan kegiatan ini, mengatakan, kegiatan ini adalah murni inisiatif sesama anggota BPD dari 8 desa yang ada di wilayah Kecamatan Banggai Tengah. Penganggaran kegiatan inipun dilakukan secara urunan. Kebersamaan dan kekompakan terlihat jelas disitu.
“Hal ini dimaksudkan agar kita sesama anggota BPD dapat terus menjalin silaturahmi dan terus memupuk rasa persaudaraan diantara kita. Selain itu, kegiatan wisata belajar ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan sesama anggota BPD dalam memahami regulasi yang berkaitan dengan desa,” ucap Sumitro
Sementara itu, Pendamping Desa (PD) Kecamatan Banggai Tengah Hamadin M Nurung mengapresiasi inisiatif anggota BPD dalam wilayah pendampingannya.
Hamadin mengatakan, kegiatan ini sepengetahuannya baru pertama kali dilakukan di kabupaten Banggai Laut bahkan di Sulawesi Tengah, walaupun masih dalam skala kecamatan.
Baca Juga: Rakor Tenaga Pendamping Profesional Banggai Laut Sepakati Rumusan Rencana Kerja Tindak Lanjut
“Berwisata sambil belajar seperti ini sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan dibandingkan pelatihan dengan yang lazimnya dilakukan di dalam ruangan,” jelas Hamadin.
Bukan hanya itu, Hamadin mengungkapkan nara kegiatan yang sumbernya adalah Korkab P3MD Kabupaten Banggai Laut, Rizal Kaniu, yang memberikan materi tentang peran BPD dalam tahapan perencanaan pembangunan di desa.
"Materi dikemas ringan dalam bentuk game dengan metode diskusi kelompok, dimana peserta dituntut aktif untuk saling berinteraksi satu sama lain, memecahkan soal demi soal yang diberikan oleh narasumber," tutup Hamadin.***